Umat Islam telah memasuki bulan kedua dalam penanggalan Hijriyah. Bulan ini dikenal dengan nama bulan Shafar. Ada satu amalan puasa sunnah yang akan dilaksanakan umat Islam pada bulan Shafar, yakni Puasa Ayyamul Bidh Shafar.
Shafar berarti kosong karena kebiasaan orang-orang Arab dulu yang sering meninggalkan tempat kediaman untuk berdagang atau perang, sehingga kosong.
Meski sering terdengar mitos bahwa bulan Shafar sering disebut sebagai bulan sial, sebenarnya bulan ini tidak ada bedanya dengan bulan lainnya yang memberikan kebaikan. Pada bulan Shafar, umat muslim dianjurkan untuk melakukan amalan baik, salah satunya dengan melakukan puasa Ayyamul Bidh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana sejarah, makna dan tradisi umat muslim dalam melaksanakan puasa Ayyamul Bidh Shafar? Simak penjelasan berikut!
Sejarah Puasa Ayyamul Bidh Shafar
Menurut penjelasan kitab Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari, bahwa puasa Ayyamul Bidh memiliki keterkaitan dengan kisah Nabi Adam AS saat diturunkan ke muka bumi.
Dalam hadis Riwayat Ibnu Abbas, saat Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, seluruh tubuhnya dalam keadaan gosong atau menghitam karena terbakar oleh matahari. Kemudian Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Adam AS untuk melakukan puasa selama tiga hari.
Saat berpuasa pada hari pertama, sepertiga tubuh Nabi Adam AS kembali menjadi putih. Pada Puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Begitu pula di hari ketiga, sisa tubuhnya menjadi putih seperti semula.
Berikut terjemahan hadis tersebut:
"Sebab dinamai 'ayyamul bidh' adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakarnya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah SWT kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); 'Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)'. Lantas Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih".
Makna Puasa Ayyamul Bidh Shafar
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa sunnah yang dikerjakan setiap pertengahan bulan Shafar. Umat Islam yang menunaikan ibadah ini akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Dilansir dari NU Online, Puasa Ayyamul Bidh Shafar secara bahasa bermakna hari-hari cerah. Namun demikian, makna sebetulnya dari puasa ini ialah hari yang malam sebelumnya tersinari oleh bulan. Maksudnya, di malam tersebut terang benderang disinari rembulan sejak matahari terbenam hingga terbit kembali.
Apabila puasa Ayyamul Bidh dijalankan setiap bulan pada tahun Hijriyah. Maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Hal tersebut sesuai dengan sebuah hadits yang diriwayatkan Abudzar RA menjadi dalil atasnya.
Disebutkannya, Nabi Muhammad SAW bersabda: 'Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: 'Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya' [QS al-An'am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari'." (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi.
Ia berkata: "Hadits ini hasan." Ibnu Majah juga menilainya sebagai hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah ra). (I'ânatut Thâlibîn Juz II)
Tradisi Puasa Ayyamul Bidh Shafar
Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan oleh umat Islam setiap tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan pada Tahun Hijriyah. Pada bulan Shafar 1445 H, puasa sunnah ini akan dilaksanakan pada Rabu 30 Agustus 2023 - Kamis 1 September 2023 kalender Masehi.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, puasa Ayyamul Bidh hukumnya sunnah muakkad yang berarti suatu amalan yang sangat dianjurkan.
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (Ayyamul Bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian'." (HR an-Nasa'i dengan sanad hasan).
Artikel ini ditulis oleh Muhammad Rivaldo, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dpw/dpw)