Mengenal Lebih Dekat Anjing Kintamani, Si Ramah yang Go International

Mengenal Lebih Dekat Anjing Kintamani, Si Ramah yang Go International

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Minggu, 20 Agu 2023 23:00 WIB
Anjing kintamani warna putih atau biasa disebut biscuit marking. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Foto: Anjing kintamani warna putih atau biasa disebut biscuit marking. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Bangli -

Siapa yang tak pernah mendengar anjing kintamani? Anjing yang punya bulu lebat ini adalah ras anjing asli Indonesia dari Bali. Populasinya paling banyak ditemui di pegunungan Kintamani, tepatnya di Desa Sukawana.

Popularitas anjing kintamani makin naik setelah diakui sebagai anjing ras dunia oleh Federation Cynologique International (FCI) pada 2019. Sebagai ras anjing asli Bali yang sejajar dengan ras lainnya di dunia, pengembangbiakan anjing kintamani pun mulai dikelola secara profesional oleh para peternak (breeder) bersertifikat.

Salah satunya I Nengah Darsana, yang sudah 10 tahun lebih bergiat mengembangbiakkan dan memurnikan ras anjing Kintamani. Menurut Darsana, anjing kintamani adalah ras anjing khusus yang punya ciri spesifik. Dia menegaskan tidak semua yang berasal dari Kintamani bisa disebut anjing kintamani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi tidak semua anjing yang ada di pegunungan Kintamani bisa disebut anjing ras AKB (anjing Kintamani Bali). Kan belum tentu, bukan berarti sebutan itu untuk semua anjing yang ada di sana. Tapi ada standar yang menentukan mana anjing ras kintamani. Sudah ras dia," jelas Darsana, baru-baru ini.

Darsana saat ini fokus untuk melakukan pemurnian anjing kintamani agar tetap lestari. Tentu dengan target menghasilkan gen yang benar-benar murni dan berkualitas. Saat ini, di tempat penangkaran yang dinamakan "Surya Kennel" ini terdapat beberapa pejantan, belasan indukan dengan hasilkan 20 lebih anakan.

ADVERTISEMENT

"Mesti diternak, dipelihara secara profesional seperti anjing ras lainnya. Kami buktikan anjing kintamani bisa sejajar dengan ras di dunia lainnya dengan perawatan, pemberian asupan yang baik. Sehingga hasilkan kualitas yang bagus," tegas pria yang juga anggota DPRD Bangli ini.

Anjing kintamani yang diakui anjing ras asli Bali.Foto: Anjing kintamani yang diakui anjing ras asli Bali. (Agus Eka/detikBali)

Anjing kintamani diklaim telah menarik perhatian banyak penghobi anjing, baik di Bali maupun luar daerah. Sebab anjing ini dikenal ramah alias friendly. Meski ada yang beranggapan anjing kintamani cenderung galak dan protektif.

Menurut Darsana, hal itu wajar karena tidak lepas dari tumbuh kembang anjing yang secara alami memang berada di alam bebas. Sehingga hal itu membuat karakter anjing menyesuaikan dengan habitat aslinya untuk lebih protektif, waspada terhadap ancaman manusia.

"Justru menurut kami sebenarnya dia punya karakter asli dengan habitat yang asli di alam liar dengan proses lahir yang alamiah, sehingga baru mengenal orang lain saat umur dua bulan. Saat dia keluar dari gua, di hutan-hutan di Kintamani sana, itu berpola bahwa manusia adalah ancaman sehingga lebih protektif dengan manusia," katanya.

Namun, lanjut Darsana, karakter anjing kintamani lambat laut berubah menjadi lebih bersahabat. Yakni, saat kandungan sudah mulai dilatih mendengar suara manusia, termasuk membiasakan indukan lebih intens berinteraksi dengan manusia.

"Misalkan, membiasakan melatih anjing untuk jalan-jalan, lebih sering ketemu orang lain. Pemilihan genetik atau karakter yang serupa saat dikawinkan anjing itu berpengaruh," ungkap dia.

"Kami wajib menganjurkan untuk mengawinkan anjing dengan warna serupa. Tidak boleh mix karena akan memengaruhi kualitas anjing dari sisi fisik maupun karakter. Jadi diseleksi betul," beber Darsana.

Secara spesifik, dari warna tubuh, anjing kintamani punya empat warna yang ditetapkan sesuai standar. Yaitu, putih atau biasa disebut biscuit marking, hitam polos, coklat dengan paduan hitam pada moncong atau disebut bangbungkem, serta warna anggrek atau campuran coklat muda dan tua. Jenis itu bukanlah hasil dari kawin anjing berbeda warna.

"Dari ciri fisik yang umum, saat anjing mulai dewasa nanti kelihatan dari wajahnya yang bentuk segitiga, telinga berdiri, ekor melengkung seperti bulan sabit 45 derajat, dan seperti kipas, tumbuh bulu di kaki belakang bulu godek, di punggung ada bulu gumba dan leher ada bulu badong. Sebetulnya banyak kalau diulik detail," beber Darsana.

Dari sejarah anjing kintamani, Darsana mengakui ada beberapa versi yang menceritakan asal mula anjing ini. Ada yang menyebut anjing kintamani semula dibawa oleh pedagang dari Tiongkok, lalu kawin dengan anjing di Bali. Muncul juga cerita anjing yang berasal dari Eropa, dan banyak versi cerita lainnya.

Meski begitu, Darsana dan kawan-kawan di komunitas, meyakini bahwa anjing kintamani memang asli berkembang di daerah pegunungan Kintamani, Bangli. Tepatnya di kawasan hutan Desa Sukawana. Hal itu, tutur Darsana dilakukan dengan serangkaian penelitian dan pengecekan genetik.

"Lewat penelitian beberapa akademisi, tidak ada anjing kintamani tercampur dengan ras anjing lain di dunia. Jadi ini murni. Tidak ada kecocokan dari sisi genetik. Sehingga kami yakini anjing ini ras asli yang asalnya pegunungan Kintamani. Dari segi DNA sudah nggak ada yang sama dengan anjing lain," tandas dia.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads