Tak ingin terpuruk usai dirumahkan dari tempat kerja akibat pandemi Covid-19, seorang pemuda di Buleleng memilih bangkit dengan berwirausaha untuk bisa tetap bertahan hidup.
Dia adalah Gede Kisma. Pemuda asal Buleleng yang dulunya menjadi tukang masak di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Tuban, Badung, Bali ini berusaha sendiri.
Sejak dirumahkan dari tempat kerjanya, Gede memilih pulang kampung dan membuka usaha warung kuliner sioke (Siobak Chiken).
Warung kuliner Sioke itu berlokasi di sebelah pintu masuk taman Kota Singaraja.
Ketika bertandang ke warungnya, tampak Gede Kisma sedang sibuk dengan rutinitas hariannya sebagai pedagang kuliner .
Tangannya lihai memotong-motong daging ayam menjadi ukuran yang lebih kecil. Sesekali dirinya merapikan meja sehabis ditinggalkan oleh pelanggan yang telah selesai mencicipi sioke buatannya.
Tempatnya sangat dekat dengan pintu masuk parkir Taman Kota Singaraja, bisa dibilang bersebelahan.
Walaupun tempatnya kurang strategis karena berada pas di turunan jalan, akan tetapi selalu ada pembeli yang datang silih berganti sekedar untuk mengisi perut yang keroncongan di sana.
Kebanyakan pelangganan yang berbelanja di sana didominasi pegawai kantoran.
Tempatnya sederhana dan hanya ada tiga meja. Meja di tengah digunakan sebagai tempat untuk menaruh rak bahan pembuatan sioke.
Sedangkan meja untuk pelanggan berada di samping kanan dan kiri meja tengah.
Rasanya tak kalah dengan menu restaurant. Enak rasanya harga pun terjangkau dan murah.
Perpaduan pedas manis saus sioke dan asam dari acarnya membuat hidangan ini kaya rasa. Jika ingin mencicipi rasa kuliner yang satu ini anda bisa datang sekitar jam 11.00 WITA.
"Saya mulai buka warung dari jam 11 siang sampai dagangannya habis baru saya tutup. Saya jualan siobak tapi dagingnya saya pakai daging ayam jadi namanya itu sioke atau siobak chicken" Ujar Gede Kisma sewaktu ditemui di warungnya.
Sebelum membuka usaha warung dirinya memastikan terlebih dahulu ketersediaan bahan-bahan yang diperlukannya untuk membuat sioke dengan pergi ke pasar pada pagi harinya.
Mulai dari membeli daging ayam, ampela ayam, hati ayam, sampai dengan bahan untuk membuat saus siobak yang khas seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, tauco, jahe, cuka, dan tepung kanji/maizena.
Harganya relatif murah, hanya Rp.10.000 per porsinya. Apabila ingin ditambah nasi hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp.3000 saja. Jadi totalnya dengan membayar Rp. 13.000 perut yang keroncongan sudah bisa teratasi.
"Isian dari sioke itu yang pertama tentunya pasti daging ayam, ampela, usus, kerupuk tepung, kerupuk rambak, hati ayam, serta acar timun. Seporsi saya jual 10 ribu untuk siobak saja, kalau isi nasi jadi 13 ribu" pungkasnya
Simak Video "Warga yang Ngotot Rekreasi ke Pantai TNBB Saat Nyepi Minta Maaf"
[Gambas:Video 20detik]
(dpra/dpra)