
Makin Banyak WNI Pergi ke Kamboja, Mengapa Ini Bermasalah?
Sejak pandemi COVID-19, jumlah WNI yang mengadu nasib ke Kamboja terus meningkat.
Sejak pandemi COVID-19, jumlah WNI yang mengadu nasib ke Kamboja terus meningkat.
Menko PM Muhaimin Iskandar mengungkapkan ada 100 ribu WNI bekerja di Kamboja. Kedubes RI mulai menerima banyak aduan kasus dari mereka.
Pimpinan DPR apresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit memerintahkan jajarannya menyelidiki kasus penyekapan 34 WNI korban perusahaan online scam di Kamboja.
KBRI Phnom Penh melaporkan, 34 WNI bisa dibebaskan dari penipuan dan penyekapan sebuah perusahaan online scam di Poipet, Kamboja.
Ramadhan mengatakan 3 tersangka berperan merekrut korban, menyediakan tempat penampungan, dan membuatkan paspor sebelum korban berangkat ke Kamboja.
Menlu RI Retno Marsudi mengatakan setelah dievakuasi, 55 WNI tersebut akan dimintai keterangan oleh kepolisian sebelum direpatriasi ke Indonesia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan sebanyak 55 WNI yang dikabarkan menjadi korban penyekapan di Kamboja bisa diselamatkan.
Dia mengatakan lokasi diduga 60 WNI disekap berjarak 250 kilometer dari Phnom Penh. Sudirman berharap 60 WNI yang disekap dapat diselamatkan dalam waktu dekat.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan pekerja migran WNI yang menjadi korban penipuan kerja dan TPPO di Kamboja dalam kondisi baik.
Sudah lebih dari 200 WNI terperdaya, berangkat, lalu menjadi korban sindikat perdagangan orang di Kamboja. Tapi mengapa kasus serupa terus terjadi?