
Mengenal Thudong, Ritual Berjalan Kaki Para Bhikkhu Jelang Waisak
Menjelang perayaan hari raya Waisak, para Bhikku dari berbagai negara melakukan ritual Thudong dengan berjalan kaki dari Thailand menuju ke candi Borobudur.
Menjelang perayaan hari raya Waisak, para Bhikku dari berbagai negara melakukan ritual Thudong dengan berjalan kaki dari Thailand menuju ke candi Borobudur.
Empat bulan lamanya, 36 biksu Thudong berjalan kaki dari Thailand menuju ke candi Borobudur. Perjuangan mereka tidak main-main, sampai kuku jari kakinya copot.
36 Biksu Thudong yang menjalani ritual jalan kaki dari Thailand ke candi Borobudur berkunjung ke Masjid Kauman. Begini kisah Takmir masjid menyambut mereka.
Rombongan biksu yang menjalani ritual Thudong sudah tiba di Semarang. Mereka numpang ngadem di dalam mal dan berwudu sebelum masuk ke dalam masjid Kauman.
Sebanyak 40 biksu mulai melakukan riual thudong atau jalan kaki dari Thailand menuju ke Magelang, tempat dimana candi Borobudur berada.
Para biksu agama Buddha menjalankan salah satu ritual menjelang hari raya Waisak yang disebut dengan thudong. Apa yang dimaksud dengan ritual thudong?
32 Biksu berhasil menjalani ritual Thudong. Mereka berjalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur. Mereka dihajar cuaca panas, hingga kecelakaan di Malaysia.
Para peseta ritual Thudong tiba di tempat tujuan terakhir Catra Jinadhammo Borobudur, Magelang. Mereka sujud syukur ritual ini berjalan dengan lancar.
Hari kedua, sebanyak 32 biksu tiba di Semarang. Mereka mengikuti ritual Thudong menyeberangi Sungai Kaligarang untuk menuju ke Wihara 2.500 Buddha Jayanti-Sima.
32 biksu yang menjalani ritual Thudong tersebut diketahui berasal dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia.