
Pengalaman Donor Plasma Konvalesen COVID-19, Ternyata Tak Semudah yang Dikira
Akhir-akhir ini di media sosial banyak keluarga pasien Corona yang mencari donor plasma konvalesen, namun ternyata proses donor tak semudah yang diperkirakan.
Akhir-akhir ini di media sosial banyak keluarga pasien Corona yang mencari donor plasma konvalesen, namun ternyata proses donor tak semudah yang diperkirakan.
Melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia membuat permintaan terapi plasma konvalesen juga meningkat. Simak lagi syarat pendonor plasma konvalesen!
UTD PMI Kota Bandung mencatat ada penambahan 40 kantong plasma setiap harinya.
Studi oleh Lembaga Eijkman tentang keamanan dan efektivitas Terapi Plasma Konvalesen menemukan plasma dapat memberikan kekebalan pasif pada pasien COVID-19.
Permintaan plasma konvalesen ke PMI Surabaya mencapai 300-an lebih setiap harinya. Melihat hal ini, RSLI Surabaya mengerahkan alumninya untuk donor plasma.
Di tengah melonjaknya pasien COVID-19 kebutuhan plasma konvalesen untuk upaya penyembuhan meningkat tajam. Wagub Emil minta penyintas mendonorkan plasmanya.
Permintaan plasma konvalesen meningkat seiring dengan melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia. Meningkatnya permintaan plasma ini terjadi di PMI Tangsel.
Ketum PMI Jusuf Kalla meninjau proses donor plasma konvalesen. JK juga mengajak penyintas Covid-19 untuk menjadi pendonor plasma konvalesen.
Antrean pasien COVID-19 yang membutuhkan plasma kovalesen di UTD PMI Surabaya mencapai 500 orang. Namun, PMI hanya mampu memenuhi maksimal 35 kantong per hari.
Dari studi yang dipublikasikan The Lancet bahwa terapi plasma konvalesen dinilai tidak efektif untuk menyembuhkan pasien COVID-19. Apa kata Kemenkes soal ini?