
2-3 Minggu Lagi Terapi Plasma Darah Diterapkan di Indonesia
Kepala LBM Eijkman menuturkan penerapan metode pengobatan plasma darah akan mulai dilakukan dalam waktu 2 hingga 3 minggu kedepan.
Kepala LBM Eijkman menuturkan penerapan metode pengobatan plasma darah akan mulai dilakukan dalam waktu 2 hingga 3 minggu kedepan.
Hasilnya, tulis penelitian tersebut, kondisi ke-10 pasien membaik dan gejala hilang dalam 1 hingga 3 hari usai transfusi dilakukan.
Sejumlah negara besar seperti AS, negara-negara di Eropa hingga China mulai menerapkan teknik pengobatan plasma darah untuk penyembuhan Covid-19.
Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio, menilai terapi plasma darah cukup menjanjikan untuk penyembuhan Covid-19 secara menyeluruh.
Pasien Corona nomor 03 berhasil sembuh. Kini ia mendonorkan plasma darahnya untuk membantu pasien Corona yang masih berjuang. Berikut beberapa faktanya.
Ratri Anindyajati, pasien Corona nomor 03 yang dinyatakan sembuh, baru-baru ini mendonorkan plasma darahnya. Ia bagikan pengalaman ini lewat media sosialnya.
Selain obat dan vaksin, peneliti juga melakukan studi terhadap plasma darah pasien sembuh sebagai alternatif penyembuhan COVID-19.
Ratri Anindya, pasien sembuh Corona nomor 03 mendonorkan plasma darahnya. Meski demikian, menyumbangkan plasma dapat menyebabkan efek samping. Apa saja?
Laboratorium Biologi Molekuler Eijkman (LBME) tengah memanfaatkan plasma darah sebagai salah satu terapi penyembuhan pasien virus Corona.
Pasien nomor 03 yang sembuh dari Corona menyumbangkan plasma darahnya untuk pasien lainnya. Begini syaratnya.