
3 Jurus Sri Mulyani Tangkal Perang Dagang yang Makin Tegang
"Kita perlu memastikan bagaimana permintaan domestik, investasi, pengeluaran konsumsi pemerintah bisa cukup kuat di tengah tekanan ini dan kontraksi ekspor"
"Kita perlu memastikan bagaimana permintaan domestik, investasi, pengeluaran konsumsi pemerintah bisa cukup kuat di tengah tekanan ini dan kontraksi ekspor"
Pemerintah perlu mewaspadai sekaligus menyiapkan jurus ampuh supaya tidak terjebak di antara perang dagang sengit antara Amerika Serikat dan China.
"Barang barang dari China yang banjir karena trade war akan perlebar defisit perdagangan sekaligus CAD,"
Rangkaian kereta bawah tanah baru yang dibangun oleh China Railroad Rolling Stock Corporation (CRRC) mulai beroperasi di Boston, AS. Intip penampakannya!
"Permintaan global juga akan turun dan mengakibatkan volume dan harga barang barang yang diperdagangkan secara global tertahan di level rendah,"
Harga minyak terus mengalami penurunan setelah China membalas Amerika Serikat (AS) dengan pemberlakuan tarif terhadap barang AS senilai US$ 75 miliar.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengirimkan tarif balasan untuk China. Rencananya balasan ini akan berlaku mulai 1 September dan 1 Oktober 2019.
Setelah China mengumumkan akan kenakan tarif baru ke produk impor Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump mendesak pengusaha AS angkat kaki dari China.
Perang dagang makin sengit. China akan mengenakan tarif bea masuk balasan terhadap barang-barang impor dari Amerika Serikat senilai US$ 75 miliar.
Penyelesaian rentetan perang dagang membutuhkan situasi yang multipolar. Mendorong kerja sama Selatan-Selatan merupakan kunci dalam mencari keseimbangan global.