
Kasus Emak-emak Palak Toko Modus Agustusan di Surabaya Berakhir Damai
Kasus pemalakan emak-emak di Surabaya berakhir damai isao mediasi oleh Wakil Wali Kota. Pemilik toko mengaku situasi tetap tegang meski tidak ada laporan resmi.
Kasus pemalakan emak-emak di Surabaya berakhir damai isao mediasi oleh Wakil Wali Kota. Pemilik toko mengaku situasi tetap tegang meski tidak ada laporan resmi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melarang pemalakan sumbangan untuk Agustusan. Ia menekankan sumbangan harus sukarela dan tidak memaksa.
Pemalakan itu terjadi pada hari Minggu (3/8) sekitar pukul 23.40 WIB di sekitar Halte Tosari. Pelaku memalak korban yang baru tiba untuk berjualan.
Tiga emak-emak di Surabaya memalak toko dengan modus sumbangan Agustusan. Ketua RW menyebut ketiga pelaku merupakan kadernya.
Tiga emak-emak di Surabaya viral setelah meminta sumbangan Agustusan hingga Rp 1 juta. Pemilik toko melaporkan dugaan pungutan liar ke polisi.
Tiga emak-emak di Surabaya viral setelah memaksa sumbangan Agustusan di toko. Pemilik toko melaporkan dugaan pungli ke polisi setelah insiden tersebut.
Kasus pemalakan di Surabaya melibatkan tiga emak-emak yang meminta sumbangan Agustusan berbuntut panjang. Pemilik toko kini melapor ke polisi.
Mobil pemilik toko di Surabaya yang dipalak tiga emak-emak ternyata sempat dipukuli. Pelaku juga sempat mengatakan kata-kata rasis gegara tak diberi sunbangan.
Tiga emak-emak viral memalak berkedok sumbangan di toko Pods Authentic Surabaya. Aksi pemalakan itu kemudian viral di media sosial.
Polisi menangkap juru parkir liar MR yang viral karena memalak sopir truk Rp 100 ribu di Tanah Abang, Jakpus. Petugas juga menemukan bong sabu di rumahnya.