
Sembako untuk Ojek Pangkalan
Berbagi kebaikan dan berkah pada siapa saja. Terlebih di tengah kondisi pandemi Corona di Bulan Ramadhan ini. Kali ini Ojek pangkalan jadi sasarannya.
Berbagi kebaikan dan berkah pada siapa saja. Terlebih di tengah kondisi pandemi Corona di Bulan Ramadhan ini. Kali ini Ojek pangkalan jadi sasarannya.
Yaya Supriatna (48), pengemudi ojek pangkalan di daerah Pasar Ujung Berung, Bandung, baru mendengar istilah PSBB saat nonton tayangan berita di televisi.
Yaya Koswara (51) duduk melamun di atas motornya, ia sedang menunggu penumpang. Sehari-hari ia berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan di Bandung.
AKP Mubarak mengatakan ketiganya ditahan sejak Sabtu (22/4). Ketiganya ditahan atas tuduhan Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan.
Tiga pengemudi ojek pangkalan menjadi tersangka karena diduga memasang tarif 'getok' Rp 250 ribu dari Terminal Kalideres ke Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Polisi menyebut motif opang memasang tarif tinggi karena persoalan ekonomi. Para pelaku beralasan berputar-putar cari alamat sehingga meminta ongkos mahal.
Sebelumnya 3 opang ngaku pasang tarif Rp 250 ribu karena memutar-mutar cari alamat tujuan. Namun pencarian alamat itu tak sampai 10 menit.
Sebab di awal, ketiga opang tersebut hanya menyebut ongkos '25', tanpa memerinci nominalnya dengan jelas. Ternyata '25' yang dimaksud adalah Rp 250 ribu.
"Jadi bagi ojek-ojek pangkalan yang saya alami janganlah diulangi lagi, karena resikonya begini akhirnya," tutur tersangka Sugarno.
Mereka sempat was-was dan ketahuan setelah mengetahui videonya viral di media sosial. Mereka juga sempat ketakutan akan ditangkap polisi.