
Mural-mural Kritik Dihapus, Seniman Jalanan Belum Merdeka Berekspresi
Sejumlah mural dihapus oleh aparat, anehnya, mural yang menjadi perhatian aparat adalah mural-mural yang bernada kritik terhadap pemerintah.
Sejumlah mural dihapus oleh aparat, anehnya, mural yang menjadi perhatian aparat adalah mural-mural yang bernada kritik terhadap pemerintah.
Mural berisi gambar dan tulisan 'Urus Rakyatmu Jangan Kau Urus Muralku' akhirnya dihapus. Mural tersebut kabarnya dihapus oleh pembuatnya sendiri.
Mural adalah ekspresi masyarakat yang karena muatannya menjadikannya oposisi publik. Lalu, bagaimana pemerintah sebaiknya menyikapinya?
Seharusnya pandemi Covid-19 mampu menyadarkan para elite akan arti penting demokrasi.
Penghapusan mural kritik barangkali hanyalah fenomena gunung es dari tindakan represif negara dalam membungkam kebebasan sipil warganya.
Maraknya mural yang dihapus aparat membuat para seniman terus bergerak. Di flyover Janti Yogyakarta, kini muncul mural bertuliskan 'Tuhan Kami Lapar'
Arief Muhammad turun tangan mengomentari isu penghapusan mural oleh aparat. Fenomena mural dihapus dan represi terhadap seniman marak terjadi belakangan ini.
Gejayan Memanggil membuat sindiran ke aparat dengan mengadakan lomba mural dengan tajuk #LombaDibungkam. Berikut fakta-fakta soal lomba i sejauh ini.
Muncul poster bertuliskan 'Gerakan Rakyat Dibatasi, Proyek Negara dan Industri Dibiarkan' di Klaten.
Mural tulisan bernada kritik muncul di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Salah satunya bertulisan kalimat 'Kami Lapar Tuhan'.