
BKSDA Temukan Anomali Serangan Brutal Macan Tutul di Lereng Lawu
"Biasanya itu macan menyerang satu lalu dimakan. Tapi ini langsung diserang semua, hanya dimakan beberapa," kata Kasi Konservasi BKSDA Wilayah I Surakarta.
"Biasanya itu macan menyerang satu lalu dimakan. Tapi ini langsung diserang semua, hanya dimakan beberapa," kata Kasi Konservasi BKSDA Wilayah I Surakarta.
Puluhan kambing milik warga di lereng Gunung Lawu mati diduga diserang macan tutul. Meski mati, hewan-hewan ternak itu tak dimakan oleh pemangsanya.
Hewan buas kembali memangsa hewan ternak milik warga lereng Gunung Lawu. Seperti kemarin, peristiwa juga terjadi di Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar.
Hewan buas kembali muncul di lereng Gunung Lawu. Setelah menyerang ternak di Tawangmangu tiga pekan lalu, kini ditemukan tanda menyerang ternak di Jatiyoso.
Meskipun diduga telah menerkam ternak warga di lereng Gunung Lawu, BKSDA mengimbau warga yang geram tidak menyerang atau membunuh macan tutul. Bisa dipidanakan.
"Mereka (macan tutul) turun karena kebakaran, musim kemarau ini agak panjang jadi sering ada kebakaran. Mereka ke pemukiman warga cari makan," demikian BKSDA.
BKSDA menyimpulkan bahwa ternak warga lereng yang mati karena diterkam macan tutul. Hutan lindung Gunung Lawu memang merupakan habitat macan tutul.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyebut hewan buas yang menerkam ternak warga di Tawangmangu, Karanganyar adalah macan tutul.
"Teman-teman masih sering lihat macan, ada macan kumbang dan macan tutul. Kalau harimau katanya ada yang pernah lihat, tapi perlu dicek lagi," kata Ketua AGL.