
Peneliti China Ungkap Misteri di Balik Long COVID, Begini Temuannya
Tim penelitian yang dipimpin oleh para dokter dari tiga rumah sakit terkemuka di China menemukan petunjuk baru soal 'long COVID'. Ternyata begini jawabannya.
Tim penelitian yang dipimpin oleh para dokter dari tiga rumah sakit terkemuka di China menemukan petunjuk baru soal 'long COVID'. Ternyata begini jawabannya.
Baru-baru ini, peneliti menemukan biang kerok gejala long COVID. Beberapa gejala yang banyak ditemukan, yakni kabut otak dan penurunan kemampuan konsentrasi.
Beberapa orang mengeluhkan gejala tak kunjung hilang meski telah sembuh dari COVID-19 (Long COVID). Sebenarnya apa sih pemicu kondisi ini? Begini temuan riset.
Seorang perawat di Inggris meninggal karena kanker paru-paru. Sebelum meninggal, petugas medis sempat salah mendiagnosis penyakitnya sebagai long COVID.
Sejumlah orang yang pernah terkena COVID-19 mengalami long COVID atau gejala berkepanjangan. Adapun salah satu gejala yang dikeluhkan berupa masalah kognitif.
Para ilmuwan meyakini sejumlah bukti memperkuat pasien long COVID sebetulnya tidak pernah benar-benar sembuh dari virus. Begini temuannya.
Beberapa orang mengeluhkan gejala tak kunjung hilang meski sudah sembuh dari COVID-19. Riset menemukan, memang ada yang berbeda pada darah pengidap long COVID.
Studi baru menyebut orang dengan long COVID-19 berisiko mengalami kerusakan organ, termasuk paru-paru dan ginjal. Begini temuannya menurut pemindaian MRI.
Studi baru mengungkapkan mereka yang terkena gejala menetap imbas COVID atau disebut long COVID, lebih berisiko mengalami kerusakan organ. Seperti apa?
Sebuah studi di Inggris membawa kabar tidak enak untuk orang yang pernah terkena COVID-19. Setelah diselidiki, efek tersebut sangat berpengaruh pada otak.