
WHO Bicara Lagi soal Asal Usul COVID-19, Teori Kebocoran Lab Wuhan Menguat?
WHO menyatakan semua teori asal usul COVID-19, termasuk kebocoran lab, masih terbuka. Penyelidikan terhambat karena kurangnya data dari China.
WHO menyatakan semua teori asal usul COVID-19, termasuk kebocoran lab, masih terbuka. Penyelidikan terhambat karena kurangnya data dari China.
Long COVID bukan aib. Ini bagian dari realitas pascapandemi yang harus dihadapi bersama, dengan ilmu, dengan empati, dan tentu saja, dengan hadirnya kebijakan.
Studi baru menunjukkan mereka yang pernah terkena infeksi COVID-19 berisiko terkena penyakit kronis ini.
Penelitian terbaru mengungkap COVID-19 dapat merusak otak, menurunkan IQ hingga sembilan poin. Dampak kognitif ini terjadi pada semua tingkat infeksi.
Long COVID merupakan gejala jangka panjang yang muncul pada pasien COVID-19 pasca dinyatakan sembuh. Ini pengakuan 'alumni' COVID yang mengalaminya.
Studi di Jerman mengungkap virus COVID-19 dapat bertahan di otak hingga empat tahun pasca infeksi. Memicu efek buruk pada otak.
Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun harus berjuang melawan long COVID selama empat tahun. Ia mengalami berbagai gejala, termasuk migrain yang parah.
Peneliti Brigham melakukan studi untuk mencari penyebab long COVID pada seseorang. Ditemukan beberapa penyebab, salah satunya virus yang merusak sistem imun.
Wachuka Gichohi berjuang melawan long COVID empat tahun setelah dinyatakan negatif. Studi menunjukkan peluang pemulihan menurun seiring waktu.
Seseorang yang sudah dinyatakan negatif dari infeksi COVID-19 bisa mengalami gejala menetap atau gejala sisa selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.