
Ternyata Ini Alasan Johnson & Johnson Setop Produksi Bedak Bayi
Bedak bayi Johnson & Johnson ramai disorot terkait kemungkinan kontaminasi abses picu kanker. Perusahaan kini menyetop produksi bedak tersebut secara global.
Bedak bayi Johnson & Johnson ramai disorot terkait kemungkinan kontaminasi abses picu kanker. Perusahaan kini menyetop produksi bedak tersebut secara global.
Johnson & Johnson (J&J) akan berhenti menjual bedak tabur berbasis talc di 2023. Bedak tabur ini kerap dikaitkan dengan risiko kanker meski dibantah oleh J&J.
FDA membatasi penggunaan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson. Hal ini dilakukan karena adanya temuan kasus pembekuan darah langka.
Suplier bedak, Johnson & Johnson (JNJ.N) mengajukan kebangkrutan.
Pakar Imunisasi IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menilai vaksin Johnson & Johnson lebih praktis jika dialokasikan untuk vaksinasi Covid-19 di daerah terpencil.
Vaksin COVID-19 Johnson and Johnson tiba di Indonesia, total 500 ribu dosis akan disebar ke wilayah aglomerasi. Hanya untuk usia 18 tahun ke atas.
Perusahaan konsumer global Johnson & Johnson disebut tengah menjajaki rencana untuk mengurangi kewajiban dari kasus bedak bayi yang sedang dijalani perusahaan.
Peneliti dari Jerman mengklaim mengetahui penyebab vaksin COVID-19 yang menyebabkan pembekuan darah. Salah satunya karena platform vaksin tersebut.
Pabrik Emergent BioSolutions yang memproduksi vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dilaporkan merusak 15 juta dosis.
Amerika Serikat menyetujui penggunaan vaksin buatan Johnson and Johnson yang cukup sekali suntik. Sejumlah pihak yakin vaksinasi akan berjalan lebih cepat.