
Pasar Otomotif RI Tetap 'Seksi' Meski Insentif EV Impor Disetop
Pasar otomotif Indonesia tetap menarik meski insentif EV dihentikan. Gaikindo menegaskan investor tetap tertarik pada potensi ekonomi dan konsumen.
Pasar otomotif Indonesia tetap menarik meski insentif EV dihentikan. Gaikindo menegaskan investor tetap tertarik pada potensi ekonomi dan konsumen.
Bagaimana nasib penjualan mobil listrik di Indonesia setelah insentif impor kendaraan BEV dihentikan pada akhir tahun ini?
Harga mobil listrik diprediksi naik 30-40% setelah insentif impor dihentikan. Produsen harus mematuhi aturan TKDN untuk menghindari denda dan lonjakan harga.
Penerima insentif itu harus melaksanakan komitmennya untuk memproduksi mobil listrik di dalam negeri. Ini sanksinya kalau utang produksi lokal tidak dilunasi.
Tahun depan, ada sejumlah kewajiban yang harus dilaksanakan pabrikan mobil listrik penerima insentif mobil impor tersebut.
Tahun depan, mobil listrik penerima insentif harus diproduksi lokal. Mereka juga harus memenuhi syarat tingkat komponen dalam negeri atau TKDN tertentu.
Pengamat otomotif Yannes Pasaribu mengingatkan, pencabutan insentif EV CBU harus diikuti dengan kebijakan yang solutif. Jika tidak, bisa menjadi bumerang!
Pemerintah akan mencabut insentif untuk mobil listrik CBU. Tahun depan mobil listrik harus diproduksi lokal. Termasuk Vinfast yang menyiapkan pabrik di Subang.
Pemerintah tidak melanjutkan insentif mobil listrik impor tahun depan. Ada pertanyaan, apakah dengan dicabutnya insentif bikin harga mobil listrik naik?
Insentif mobil listrik impor berakhir pada Desember 2025. Mulai 2026 mereka harus memenuhi komitmennya untuk memproduksi lokal. Bagaimana kalau mereka ingkar?