
Facebook Klaim Ujaran Kebencian Turun Drastis
Facebook kembali menanggapi atas kritikan terhadap platformnya di mana sebelumnya Facebook dituding sengaja membiarkan konten ujaran kebencian eksis.
Facebook kembali menanggapi atas kritikan terhadap platformnya di mana sebelumnya Facebook dituding sengaja membiarkan konten ujaran kebencian eksis.
Seiring perkembangan sosmed yang masif, maka tidak hanya pengaruh positif yang muncul, tapi juga ada negatifnya. Yaitu hadirnya penyakit ujaran kebencian
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berbicara tentang fenomena hate speech atau ujaran kebencian serta sikap intoleran.
Dalam akun TikTok itu, Rati Wiraksini menyebar ujaran kebencian. Dia menyebut polisi yang menangkap Habib Rizieq seperti dajal.
Bareskrim Polri menyelidiki dugaan penghinaan kepada kiai NU Habib Luthfi yang diunggah akun @ustadzmaaher_. Penyidik mencari ada-tidaknya unsur pidana.
Pemilik akun Ust.Maaher At-Thuwailibi dipolisikan karena cuitan 'iya cantik pakai jilbab kayak kiai Banser'. Cuitannya dianggap menghina ulama.
UN diduga menyebarkan kembali video penghinaan terhadap presiden karena merasa kecewa terhadap pemerintahan Jokowi.
Video tersebut disebar kembali oleh UN ke grup Facebook dengan harapan banyak yang melihat sehingga timbul kebencian terhadap pemerintahan Jokowi.
Polisi menangkap pelajar yang menyebarkan ujaran kebencian dan mengancam anggota Polri. F diketahui anggota geng terliar di Kecamatan Hu'u, Dompu, NTB.
Pelajar F diamankan Polres Dompu karena menebar ujaran kebencian dan mengancam institusi Polri di Facebook. Ternyata F menyimpan dan memiliki senpi rakitan.