
TKN Setuju Istilah 'Cebong-Kampret' Dikubur: Pilpres Bukan Saling Ledek
Menurut Direktur Kampanye TKN, Daniel Johan, pilpres bukan ajang untuk saling meledek antar pendukung.
Menurut Direktur Kampanye TKN, Daniel Johan, pilpres bukan ajang untuk saling meledek antar pendukung.
"Artinya nggak usah takut lah Mang Ma'ruf. Bangsa Indonesia itu cuma ribut sebentar dan nanti juga akan berbaikan kembali," kata Arief Poyuono.
Istilah cebong-kampret meramaikan pesta demokrasi Indonesia. Pilpres 2019 kini sudah usai. Dua 'nama' bagi pendukung kandidat capres itu pun diminta dikuburkan.
Jokowi-Ma'ruf menang dari Prabowo-Sandiaga versi hitung cepat. Ma'ruf pun berbicara soal masyarakat yang harus kembali bersatu setelah pemilu selesai.
Kemal Palevi lega sudah mencoblos. Meskipun diakui sang komika, dirinya belum tidur ketika memilih dalam Pemilu 2019.
Dehumanisasi adalah pandangan yang mendeskripsikan dan mengimajinasikan kelompok lain (the others) dalam kualitas-kualitas yang lebih rendah dari sifat manusia.
Akhirnya, polarisasi politik memakan korban nyawa. Dari "duel" di gawai terkait dukung-mendukung kubu politik, dua lelaki di Sampang bertarung secara offline.
Kaum "die hard" yang rasional seharusnya tidak memanjakan diri dengan kepalsuan retorika. Kejujuran menjadi bagian terpenting, tanpa harus menjadi naif.
Fenomena "cebong vs kampret" menunjukkan sisi ironi dari politik di Indonesia. Yakni, menandakan hilangnya gagasan dan visi dalam politik itu sendiri.
Apapun topik obrolannya, semua selalu punya potensi buat ditarik ke perdebatan politik. Sampai kapan kubu-kubuan yang mengarah ke perseteruan ini bisa diakhiri?