
Menjaga Kepercayaan pada Bank Syariah
Kendala ini tentunya membuat seluruh nasabah loyal BSI yang selama ini menggunakannya sebagai layanan utama transaksi keuangan merasa kecewa.
Kendala ini tentunya membuat seluruh nasabah loyal BSI yang selama ini menggunakannya sebagai layanan utama transaksi keuangan merasa kecewa.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku telah bertemu dengan pihak dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk membahas dugaan kebocoran data
BSI menyebut sistem penebusan BBM Pertamina di Aceh yang sempat error kini sudah kembali normal.
BSI mengalami gangguan beberapa waktu lalu. Bank Indonesia (BI) pun menyatakan bahwa pihaknya terus memantau layanan sistem pembayaran nasional.
Indonesia lagi-lagi diserang Ransomware. Bahkan serangan Ransomware meningkat hampir 50 persen. Yang sedang ramai adalah diserangnya Bank Syariah Indonesia.
Komisi I DPR menyoroti penerapan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) terkait dugaan kebocoran data yang terjadi pada Bank Syariah Indonesia (BSI).
Sejumlah SPBU dan SPBUN di Aceh sempat mengalami kekosongan BBM akibat BSI mengalami gangguan sehingga tidak dapat menebus minyak secara langsung.
Kabar terbaru menyebutkan data nasabah Bank Syariah Indonesia disebar grup ransomware di dark web. Pihak BSI menegaskan data dan dana nasabah tetap aman.
"Mungkin saja mereka memiliki sampel laporan nasabah, tetapi itu belum tentu benar-benar data nasabah dari BSI"
Direktur Utama BSI Hery Gunardi angkat bicara usai geng ransomware LockBit mengklaim telah meretas 1,TB data bank tersebut. Berikut pernyataannya...