Lapangan minyak Minas sendiri tercatat sebagai Wilayah Kerja Rokan di Riau. Penerapan teknologi tersebut berhasil memberikan nilai tambah (value creation) sebesar Rp 200 miliar, dari evaluasi 150 sumur lama, tanpa mengebor sumur baru.
Teknologi yang oleh perwira pencetusnya disebut VENUS ini merupakan inisiatif lanjutan dari inovasi berkode e-MARS. VENUS adalah proses evaluasi sub-surface yang diklaim pertama di Indonesia, bahkan di dunia berbasis Advance Reservoir Management (RM) dan Artificial Intelligence (AI).
"Dalam inovasi ini, pada prinsipnya kami mengintegrasikan data geologi dan geofisik (G&G) subsurface dan data dinamis sumur-sumur sekitar. Tentu dengan melihat lokasi injector untuk lapanan waterflood Minas," terang Sr Petroleum Enginner PHR, Afrilia Elisa.
Kepala Proyek VENUS, Lisa mencatat data-data tersebut kemudian dikalkulasi melalui AI Expert System yang mereka bangun. Ini untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh dan serentak pada ratusan sumur di lapangan Minas.
Lisa memproyeksikan hingga akhir 2024, VENUS dapat membantu mengevaluasi hingga 300 sumur dari total 1.500 sumur produksi di Minas. Terutama dengan proyeksi value creation sebesar Rp 450 miliar.
Saat ini, metode evaluasi VENUS juga akan diterapkan di lapangan Bangko-Balam yang memiliki karakteristik serupa dengan Lapangan Minas, dengan jumlah sumur yang akan dievaluasi lebih dari 600 sumur.
Hal senada disampaikan EVP Upstream Business, Andre Wijanarko. Andre menilai dengan inovasi itu sumur-sumur tua yang telah berumur lebih dari 8 dekade berhasil diproduksi.
"Walaupun sumur-sumur tua di lapangan Minas telah berumur lebih dari 8 dekade, inovasi yang dilakukan para perwira PHR terbukti berhasil membuktikan bahwa teknologi dan cara berpikir baru dapat mengungkap cadangan terbukti (reserve) lapangan tua untuk diproduksi," imbuh Andre Wijanarko.
Andre menyebut bahwa manajemen PHR mendukung upaya para perwira terutama generasi millenials untuk terus berpikir kreatif dan berinovasi guna menciptakan terobosan terbaru untuk meningkatkan dan optimalisasi produksi. Termasuk efisiensi biaya sesuai dengan karakteristik lapangan masing-masing.
Vice President Transformasi Digital SKK Migas, Rendra Utama pun menyampaikan apresiasinya kepada PHR atas keberhasilan menciptakan terobosan inovasi VENUS ("e-MARS 2.0"). Sebab telah menjadi bukti keandalan teknologi digital untuk mendukung peningkatan produksi.
Diketahui, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.
Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021. Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya.
Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.
Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.
(ras/mjy)