Bahasa Batak dan Melayu Masuk Kurikulum Muatan Lokal Sekolah di Medan

Bahasa Batak dan Melayu Masuk Kurikulum Muatan Lokal Sekolah di Medan

Kartika Sari - detikSumut
Minggu, 16 Jul 2023 00:01 WIB
puisi untuk guru
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/faidzzainal)
Medan -

Bahasa Batak dan Melayu akan masuk dalam mata pelajaran muatan lokal sekolah di Medan. Dinas Pendidikan Kota Medan berencana memberlakukan muatan lokal ini untuk tingkat SD dan SMP pada awal tahun ajaran baru.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar mengungkapkan bahwa program ini mulai diterapkan pada Tahun Ajaran semester baru ini.Selain bahasa Batak dan Melayu, mata pelajaran multikultural dan keberagaman agama juga akan diterapkan.

"Tahun ajaran ini akan ada program mulok. Sebenarnya ini sudah cukup lama kita bentuk. Namun program ini baru bisa kita terapkan di semester ganjil," ungkap Laksamana, Sabtu (16/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laksamana menyebutkan bahwa para guru akan segera diberi penyuluhan untuk dapat menerapkan mulok bahasa daerah ini kepada para siswa.Para guru akan menerapkan program ini saat sebelum dan sesudah pembelajaran selama sepuluh menit.

"Jadi mulok ini diajarkan oleh seluruh guru setiap sebelum dan sesudah pembelajaran dimulai selama 10 menit untuk masing-masing sesi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Melalui pembelajaran mulok ini, Laksamana menargetkan para siswa untuk belajar dan menghargai mengenai keberagaman budaya, agama maupun etnis.

"Jika anak-anak diajarkan sejak dini tentang agama dan budaya, mudah-mudahan mereka bisa mengenalkan Kota Medan kepada orang luar ketika sudah dewasa nanti. Selain itu mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali siswa dengan keterampilan dasar sebagai bekal dalam kehidupan," kata Laksamana.

Ia mengatakan ada tiga poin kurikulum yang diterapkan melalui mulok ini. Yakni ada pendidikan muatan lokal budaya (bahasa dan sastra, aksara batak, seni budaya, dan kearifan lokal), pendidikan 'hospitality' (keramahan) pariwisata, pendidikan mitigasi bencana yang disusun dan disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka.

Terkait program ini, Laksamana mengatakan akan melakukan uji coba selama dua minggu pada Juli 2023 ini.

"Uji coba pelaksanaan selama dua minggu pada ajaran baru di bulan ini.Sementara pelaksanaan teknis akan diawali setelah uji coba dilaksanakan," pungkasnya.




(dpw/dpw)


Hide Ads