Pagi itu, Kamis, 10 November 2022, sebagian wilayah Sumatera Utara diguyur hujan cukup lebat. Akhir-akhir ini, cuaca memang sedang tak menentu.
Biasanya, setiap kali hujan seperti itu, Ruhaini sibuk memindahkan barang-barang yang ada dalam rumah karena takut terkena air dari atap yang bocor. Rumah berbilik bambunya memang selalu bikin repot setiap kali hujan turun.
Ada kalanya, saat hujan turun, perempuan berusia 25 tahun ini sibuk mengambil ember, mangkok dan benda apa saja yang bisa digunakan untuk menampung air yang masuk dari sela-sela atap. 'Kesibukan' itu dirasakannya sejak 2016 lalu, saat dia dan suaminya menempati rumah sederhana itu.
Rumah beratap daun tepas dan berdinding bambu itu ingin sekali direnovasi oleh keluarga itu. Namun, karena keterbatasan biaya, mereka mengurungkan niat itu.
Dari hari ke hari, mereka tetap bertahan di rumah sederhana yang hampir roboh itu.
Nasib mereka kemudian berubah setelah PT Pertamina melirik rumah mereka untuk dibedah. Ada harapan, hidup akan lebih baik.
"Alhamdulillah senang sekali, rasanya tidak menyangka bisa dibangunkan rumah," kata perempuan yang akrab disapa Eni ini.
Jika awalnya dia mulai khawatir setiap kali hujan turun, saat ini tak lagi. Tidur malamnya bisa lebih tenang, saat hujan deras sekali pun.
"Udah tidak takut lagi kalau hujan," ungkapnya.
Eni mengenang saat rumahnya sebelum dibedah yang tampak kumuh tanpa ada bangunan permanen. Sanitasi buruk dengan kondisi rumah reyot pun harus ia tahan lantaran keterbatasan biaya.
Beruntungnya, dia terpilih menjadi satu dari penerima manfaat Program Bapak Asuh Anak Stunting yaitu berupa Bedah Rumah dan Intervensi Gizi Spesifik Bagi Keluarga Berisiko Stunting dari PT. Pertamina. Rumahnya pun mulai diperbaiki sejak medio tahun ini.
Tampilan rumah yang beralamat di Desa Perdamaian, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang kelihatan lebih cantik dan nyaman. Atapnya diganti dengan seng, dinding berubah bata.
Warna hijau dipilih untuk menjadi pemanis dinding rumah itu. Nyaman dan enak dipandang.
Selain itu, sanitasi rumah Eni kini menjadi lebih terjamin untuk kesehatan keluarga dan juga kehamilannya yang memasuki usia tiga bulan. Melalui program itu, dia mulai menerapkan pola hidup sehat yang bermuara untuk menekan angka stunting.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Eni berjualan nasi campur di dekat rumahnya dengan penghasilan Rp 50 ribu per hari. Pendapatan tersebut, bagi Eni hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dia dan anak sulungnya yang masih berusia empat tahun. Sesekali digunakan untuk membeli vitamin atau suplemen tambahan untuk menjaga kehamilannya.
Suami Eni sendiri adalah kuli bangunan. Saat ini, sedang merantau ke luar daerah.
"Sekarang ini sudah bisa lebih tenang. Bisa hidup sehat berkat bantuan yang diterima," ungkapnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Simak Video "Video: Eks Kepala PCO Hasan Nasbi Jadi Komisaris Pertamina"
(dpw/dpw)