Keren! Stadion Desa Standar Internasional di Riau Ini Dikelola BumDes

Riau

Keren! Stadion Desa Standar Internasional di Riau Ini Dikelola BumDes

Raja Adil Siregar - detikSumut
Rabu, 06 Apr 2022 21:24 WIB
Stadion Sepadan
Stadion Sepadan di Rokan Hulu, Riau. (Foto: Istimewa)
Pekanbaru -

Pecinta sepakbola mungkin mendambakan bisa bermain di lapangan dengan standar internasional. Tak perlu jauh-jauh. Di sebuah desa di Riau ternyata ada lapangan berstandar internasional.

Lapangan bak karpet itu berada di Desa Pendalian, Rokan Hulu, Riau. Lapangan yang dibangun pakai dana desa itu telah aktif digunakan sejak 2020 lalu.

Stadion Sepadan, itulah julukan lapangan rumput yang digunakan sebagai markas klub sepakbola Pendalian FC. Lapangan standar internasional itu sudah menjadi cita-cita pemuda setempat sejak 2015 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk membuat lapangan ini sudah sejak 2015 kita mau bikin lapangan yang standar internasional. Kenapa? Karena di desa kita itu banyak bibit-bibit yang bermain di Liga, ada di Liga 1 atau Liga 2," terang pengurus Stadion Sepadan, Asrowi saat berbincang dengan detikSumut, Rabu (6/4/2022).

Hadison dan Ramadhani adalah sederet pesepakbola asal Pendalian yang sukses bermain di Liga 1 dan 2. Hadison pernah sukses bermain dengan PSPS Pekanbaru, sedangkan Ramadhani tercatat pernah merumput di klub Semen Padang, PSMS Medan dan PSPS Pekanbaru.

ADVERTISEMENT

"Dari banyaknya bibit unggul ini, kita mulai bertekad membuat lapangan yang standar. Jadi 2018 lalu viral sebuah desa membuat lapangan standar FIFA pakai Dana Desa di Desa Cisayong, Tasikmalaya," kata Asrowi.

Stadion SepadanStadion Sepadan di Rokan Hulu, Riau. (Foto: Istimewa)

Bersama pemuda dan perangkat desa, ia berusaha datang ke Cisayong. Namun hal itu batal karena Kepala Desa Cisayong memilih untuk datang langsung ke Desa Pendalian bersama konsultan.

Sebagai Sekretaris Desa Pendalian, Asrowi menyambut baik kedatangan Kepala Desa Cisayong pada 2018 lalu. Sejak saat itulah, perangkat desa, masyarakat dan sejumlah tokoh bertekad menyiapkan anggaran dari Dana Desa untuk pembangunan.

"Kami undang semua pihak-pihak terkait. Termasuk kontraktor yang buat lapangan dan 2018 itu datang ke Pendalian. Setelah itu, 2019 dan 2020 kita anggarkan pakai Dana Desa secara bertahap, anggarannya sekitar Rp 2 miliar," katanya.

Setelah 1,5 tahun dikerjakan, lapangan di pedesaan yang berjarak 3,5 jam dari Kota Pekanbaru itu tuntas. Lapangan mulai digunakan untuk latihan, bermain hingga sekolah sepak bola.

"Jenis rumput kita Zosiya SP. Kalau melihat konsultan kita PT Harapan Jaya Lestarindo itu ya bisa dikatakan sama dengan Stadion Jakabaring, Papua Bangkit dan Stadion JIS di Jakarta yang sedang viral. Tentunya kita bangga karena ini dapat dikatakan sama dengan itu," katanya.

Stadion Sepadan Dikelola BumDes

Setelah pengerjaan selesai, perawatan Stadion Sepadan dikelola lewat Badan Usaha Milik Desa (BumDes). Perawatan dilakukan secara rutin dengan biaya Rp 5 juta hingga Rp 7 juta tiap bulan.

"Setelah selesai semua kita serahkan ke BumDes. Anggaran totalnya lebih kurang Rp 5 juta sampai Rp 7 juta untuk perawatan karena kita ada petugas khusus satu orang. Setelah selesai mulai dipakai latihan, pembinaan-pembinaan dan juga disewakan," katanya.

Tarif sewa lapangan sekali main yakni Rp 2,5 juta. Lapangan juga sudah dilengkapi tribun penonton, toilet dan fasilitas lain di dalam satu kawasan.

Lapangan sendiri hanya bisa digunakan tiga kali dalam sepekan. Hal itu agar kondisi rumput tetap terjaga dengan baik dan tak mudah rusak.




(ras/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads