Stadion Teladan Medan merupakan stadion kebanggaan masyarakat Sumatera Utara (Sumut). Sejak berdiri, klub internasional pun telah merumput di kawasan Medan Kota tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu Stadion Teladan pun ketinggalan zaman. Stadion ini akhirnya tak bisa dipakai klub kebanggaan masyarakat Sumut, PSMS untuk bertanding.
Dibalik itu semua, Stadion yang terletak di Jalan Stadion, Teladan Bara ini, tentunya mempunyai sejarahnya. Berikut penjelasannya:
Pemerhati Sepakbola Sumatera Utara, Indra Efendi Rangkuti menjelaskan awal mula Stadion Teladan dibangun. Dia bercerita bahwa mulanya stadion itu dibangun untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) ke tiga.
"Awalnya Stadion Teladan itu dibangun untuk persiapan Sumut menjadi tuan rumah PON ke tiga. Untuk pertama kali pada tahun 1953 Sumut ditunjuk sebagai tuan rumah PON," kata Indra kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Indra menuturkan stadion dibangun dimasa Gubernur Sumut Abdul Hakim Harahap dan digunakan sebagai tempat pertandingan sepak bola dan atletik PON. Tak hanya stadion, Hakim juga membangun Taman Teladannya sebagai ruang publik Kota Medan.
Selain untuk PON, tujuan dibangun nya Stadion Teladan itu pengganti Lapangan Medan Putra yang sekarang jadi Hotel Madani.
"Itulah awalnya kandang PSMS kalau bertanding. Jadi waktu itu Lapangan Medan Putra diambil alih oleh Pemprov Sumut, Pemko Medan digantilah dengan Stadion Teladan sekarang. Jadi, selain sebagai tuan rumah PON, Stadion Teladan juga sebagai kandang PSMS untuk kompetisi," ujar Indra.
"Yang pastinya Stadion Teladan itu adalah dulu cita-citanya Pak Abdul Hakim ketika berdiri Stadion Teladan, dia ingin Medan tak kalah dengan Jakarta. Kalau Jakarta punya Lapangan Ikada yang sekarang Monas, maka Medan juga punya Stadion Teladan," tambah Indra.
Berjalannya waktu, kepemimpinan Gubernur Sumut pun berganti kepada Marahalim Harahap. Pada saat itu, digelarlah turnamen Marahalim Cup untuk menyambut ulang tahun Kota Medan.
Turnamen ini pun kemudian menjadi turnamen resmi FIFA. Tim-tim besar asal Eropa pun ikut merumput di Stadion Teladan.
"Pada masa Pak Marah Halim Harahap sebagai Gubernur Sumut, Pak Surtani sebagai Wali Kota Medan, digelarlah turnamen Marah Halim Cup menyambut ulang tahun Kota Medan. Nah, belakangan Marah Halim Cup ini menjadi turnamen resmi FIFA. Makanya dulu setiap tahun Stadion Teladan ada bantuan dari FIFA untuk perbaikan. Jadi, ada penambahan lampu, perbaiki pagar, ada renovasi tribun juga tiap tahun. Makanya waktu itu Stadion Teladan sempat dikunjungi oleh tim-tim besar Eropa," ujar Indra.
Tim Eropa yang pernah mengunjungi Stadion Teladan pada tahun 1971 yaitu PSV Eindhoven, di mana pemainnya saat itu Guus Hiddink. Kemudian, tahun 1975 ada klub Ajax yang bertanding dengan PSMS Medan di Stadion Teladan. Pada tahun 1996, klub Samprodia juga bertanding di Stadion Teladan kala melawan Timnas Indonesia.
"Jadi sampai awal 90-an, kondisi Teladan itu cukup bagus karena ada Marah Halim Cup. Nah belakangan memang karena kondisinya, ibaratnya tidak boleh lagi waktu itu memakai dana pemerintah daerah untuk klub profesional akhirnya pengelolaan PSMS itu sempat tersendat. Dan juga waktu itu misalnya, Pemko Medan pada waktu itu tidak begitu mengutamakan atau memprioritaskan Stadion Teladan sehingga stadion ini ketinggalan jaman," ujar Indra
Indra mengaku saat ini, Wali Kota Medan Bobby Nasutuon mau merenovasi Stadion Teladan. Dia tengah menunggu bagaimana bentuk renovasinya. Indra berharap infrastruktur Stadion Teladan dibenahi, kemudian banyaknya calon tiket itu ditertibkan.
"Yang pasti pertama pembenahan infrastruktur. Yang kedua penertiban, misalnya calo tiket banyak harus ditertibkan. Yang ketiga, mumpung masih renovasi saya berharap mural di Stadion Teladan diperbaiki. Mohon maaf saya bukan nggak respect sama yang digambar di situ, tapi ada sosok lain yang lebih pantas digambarkan sebagai mural si situ karena berprestasi untuk PSMS," tutup Indra.
Bobby Ingin Renovasi Stadion Teladan Mengacu Standar Internasional
Wali Kota Medan, Bobby Nasution ingin renovasi Stadion Teladan mengacu pada standar yang diakui secara internasional sekaligus menjawab keluhan atlet tentang fasilitas olah raga.
"Minimal, jika Piala AFF digelar di Indonesia, Stadion Teladan bisa dijadikan tempat bertanding. Untuk itu, renovasi ini harus mengacu kepada standar yang diakui dunia, apakah itu soal rumputnya, luas lapangan, kapasitas penonton, dan lain-lain," ujar Bobby seperti dikutip dari web pemkomedan.go.id.
"Masalah cantik enggak cantiknya itu sudah harus cantik dibuat. Tapi yang paling penting adalah fasilitas olahraga nya dulu. Desainnya cantik itu adalah opsi tambahan. Tapi dari renovasi ini, opsi utamanya adalah bagaimana fasilitas olah raganya betul-betul diperbaiki, bisa dimanfaatkan lebih baik dari hari ini. Mulai rumputnya, ruangan-ruangan yang dibutuhkan atlet, baik itu ketika ada pertandingan atau latihan," ujar Bobby Nasution
Bobby Nasution mengatakan, renovasi Stadion Teladan bukan hanya memikirkan fasilitas dinikmati pengunjung dan penonton, namun juga fasilitas yang dinikmati atlet yang menggunakannya. "Jadi kalau Piala AFF itu diadakan di Indonesia, Stadion Teladan bisa dijadikan salah satu opsi sebagai tempat pertandingan," sebut Bobby.
(dhm/bpa)