Hal itu ditanyakan Bobby saat sesi debat ketiga Pilgub Sumut, Rabu (13/11/2024) malam. Tema pertanyaan dalam sesi itu adalah terkait dengan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Bobby pun menyinggung bahwa pemerataan pembangun juga harus bisa dilihat dari potensi-potensi daerah.
"Pemerintah pusat sudah mencanangkan bagaimana memproduksi bahan bakar B35 dan akan mencanangkan menjadi B100, pak. Menurut bapak, dari 33 kabupaten/kota, bapak sudah lima tahun menjelajahi 33 kabupaten/kota ini, di daerah kabupaten atau kota mana cocoknya program mendukung B100 ini dilakukan di Provinsi Sumut dan bagaimana strateginya, pak?," tanya Bobby.
Kemudian, Edy menanyakan kaitan antara tema pemerataan pembangunan dengan B100 yang ditanyakan oleh Bobby. Edy pun meminta agar istilah B100 itu dijelaskan.
"Pembangunan B100, apa kaitannya dengan ini pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Kalau ada singkatan itu dipanjangkan dijelaskan, nanti menjadikan jawaban yang salah," kata Edy.
Bobby lalu menjelaskan soal B35 yang disampaikannya dalam pertanyaannya. Namun, Bobby tidak menjelaskan soal B100 yang ditanyakan Edy itu.
"Ini bahan bakar lho, Pak Edy, bahan bakar bio solar, bio industri, penggunaannya kalau B35 itu 35 persen itu dari nabati, sisanya baru itu dari, sudah paham pak?," tanya Bobby ke Edy.
Setelah itu, Edy meminta Bobby untuk menjelaskan soal maksud dari B100 itu. Kemudian, Edy hendak menjelaskan soal potensi daerah di Sumut. Namun, baru beberapa detik berbicara waktu telah habis.
"Yang saya tanya, B100 tadi itu apa? Oke saya jawab, potensi wilayah dari masing-masing kabupaten dan kota di situ ada peternakan, habis (waktu), makasih," ujar Edy.
Lalu, Bobby menjelaskan bahwa dirinya tidak berniat untuk menjebak Edy dengan istilah B100 itu. Namun, sepengetahuannya, Edy sudah pernah mencanangkan program tersebut.
"Mohon izin, Pak Edy, saya bukan ingin menjebak, tidak. Seingat saya, bapak pernah mencanangkan program ini di Sumut. Saya ingat, bapak pernah mencanangkan, boleh dilihat, bapak pernah mencanangkan ini tentang bagaimana menghasilkan kita hilirisasi dari kelapa sawit, pak. Bagaimana mendukung program pusat dari B35 menjadi B100, semua dari nabati, ini harus bisa kita mulai dari penggunaan karena kita penghasil kelapa sawit, pak," kata Bobby.
"Daerah kita ini penghasil kelapa sawit. Dan kita harus memanfaatkan hilirisasi tersebut, hilirisasi kelapa sawit yang harus benar bisa kita mulai. Bukan hanya jual TBS, CPO, tapi harus banyak turunan dari kelapa sawit yang harus bisa dihasilkan. Kalau tadi kaitannya untuk mengembangkan potensi daerah, daerahnya pasti akan naik, pak. Potensi daerahnya, sumber daya manusianya juga akan belajar bagaimana hilirisasi dari kelapa sawit, bukan hanya menanamnya, memanennya, tetapi juga nanti membuat produk-produk turunannya," sambungnya.
Setelah itu, Edy kembali diberikan kesempatan untuk menanggapi pernyataan Bobby tersebut. Edy khawatir yang ditanyakan tersebut juga tidak dimengerti oleh Bobby.
"Terima kasih, saya takutnya apa yang ditanya tidak mengerti. karena itu masih banyak dikelola tentang sawit itu dikelola dari pusat, hilirisasi ini yang kita bikin dan masih kita rencanakan termasuk yang namanya minyak merah, yang sampai sekarang belum terealisasi, belum terlaksana," kata Edy.
Edy menyebut saat ini Pemprov Sumut masih dalam proses pengoptimalan daerah-daerah peternakan, perkebunan dan perikanan. Dia menyebut pengoptimalan itu sudah sering disampaikannya kepada bupati/wali kota saat dirinya menjadi gubernur.
Edy mengaku dirinya memang belum optimal dalam hal pengelolaan sawit karena kerap ditangani oleh pemerintah pusat. Namun, dia berjanji pengelolaan sawit akan dioptimalkan lima tahun ke depan jika dirinya terpilih menjadi gubernur.
"Khusus sawit, benar, saya masih sangat kurang untuk itu, karena banyak ditangani oleh pusat perpajakannya diambil dari pusat, sampai ratusan triliun dibawa ke pusat, ini yang saya mengambil yang belum dikerjakan oleh pusat. Saya memprogramkan, tetapi saya belum mengoptimalkan di bidang itu. Mudah-mudahan lima tahun yang akan datang akan saya kelola dengan baik," pungkasnya.
(afb/afb)