Plt Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Rasyid Assaf Dongoran diduga mengintimidasi kepala sekolah (kepsek) hingga kepala dinas (Kadis) untuk memilih calon tertentu di Pilkada serentak 2024. Dalam rekaman yang diduga suara Rasyid, dia meminta agar memindahkan dukungan dari nomor urut 2 ke nomor urut 1 baik Pilbup Tapsel maupun Pilgub Sumut.
"Arahan sudah jelas, gubernur ada berapa? Dimana ada 37 di Sumatera Utara, Bapak/Ibu kepala sekolah, bapak kan cerdas-cerdas di sini, berapa orang Gubernur Sumatera Utara, Bupati Tapsel ada berapa orang? Clear? Jelas? Jelas," kata Rasyid Assaf Dongoran dalam rekaman, Rabu (13/11/2024).
Rasyid mengaku tidak takut dalam pertemuan itu karena ada Kanit Tipikor bersamanya. Dia juga melarang ada yang merekam pertemuan yang dihadiri 300 orang itu dan mengancam akan menangkap jika hal itu terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak ada takut-takut di sini karena di depan saya ini ada adinda saya Kasat (Kanit) Tipikor, jangan ada yang merekam-merekam di sini, kalau rekam-rekam video atau apa berarti udah mau main kalian, cuma 300 ini Pak Kanit, gampang kita mendeteksinya kan, kita tangkapkan saja ini semua, pengkhianat ini semua," ucapnya.
Kepsek yang hadir diminta jangan bermain politik dengan dirinya. Dia meminta agar jangan menyebut dirinya yang memberikan perintah soal arah dukungan itu.
"Bapak/Ibu kepala sekolah jangan main politik dengan saya, lebih jago saya, saya dengan Pak Syahrul ini satu perguruan beda angkatan, berdua kami ngerjain kalian, mohon maaf kesannya suara saya agak menggertak kalian, itulah realitas politik, saya ingin bapak-bapak tidak mengalami oleh Camat (Angkola) Sangkunur, jadi di luar setelah pertemuan ini jangan ada ngomong menurut Plt, gunakan bahasa masing-masing, pindah dari 02 ke 01," ujarnya.
Para kepsek diminta untuk bekerja dengan guru masing-masing dan bakal dipantau oleh lurah hingga camat. Menurut Rasyid, camat, lurah dan kades telah melakukan pertemuan.
"Jangan kira ini sekedar pidato, saya pantau melalui camat dan lurah, kerja dengan guru masing-masing. Camat sudah ada pertemuan, lurah sudah ada pertemuan, kades sudah melakukan pertemuan," ungkapnya.
Rasyid kemudian meminta Sekda Tapsel untuk mengancam Camat Sipirok karena sudah dipanggil 2 kali namun tidak datang. Dia pun menanyakan apakah dirinya yang bicara ke Camat Sipirok atau Sekda Tapsel.
"Camat Sipirok bandel sudah 2 kali pemanggilan, Pak Sekda jangan lagi banyak cakap lagi ini, bilang 'kau dipenjarakan nanti', Pak Sekda atau saya yang ngomong?" tanya Rasyid.
"Saya ajalah Pak, dia kan aparat saya," jawab Sekda Tapsel.
Setelah itu, Rasyid terdengar mengintimidasi Kadis Kesehatan Tapsel Rudi Iskandar. Dia meminta agar memerintahkan rumah sakit dan Puskesmas untuk mendukung nomor urut 1.
"Arman Pasaribu Kadis Pendidikan, 01, ucapkan nanti Pak Kadis 01 dan 01, Rudi Kadis Kesehatan, saya tidak mau tahu Pak Rudi, Pak Rudi banyak proyeknya jangan Pak Rudi pikir Pak Rudi itu bebas dari sangkaan jadi tersangka. Perintahkan rumah sakit, Puskesmas 01, Kabag Kesra Ainul, jangan pikir dirimu bersih, banyak dana hibah di tempat mu, selamatkan dirimu dan istri mu," tuturnya.
Koordinator Divisi Humas dan Datin Bawaslu Sumut Saut Boangmanalu pun merespons soal rekaman suara tersebut. Saut menyebutkan jika Bawaslu Tapsel sedang menelusuri hal itu.
"Sedang ditelusuri Bawaslu Tapanuli Selatan," sebut Saut Boangmanalu saat dihubungi.
(mjy/mjy)