Tim Hukum Pasangan Bobby-Surya melaporkan soal dugaan pelemparan mobil Bobby ke Polrestabes Medan. Tim hukum lalu mengungkap bahwa Bobby sangat prihatin dengan kejadian tersebut.
"Artinya dia (Bobby) prihatin atas kejadian ini. Sejarah dalam debat, kenapa harus dilempar-lempar?" kata Ketua Tim Hukum Bobby-Surya, Surya Wahyu Danil Dalimunte di Polrestabes Medan, Kamis (7/11/2024).
Surya mengatakan pembuatan laporan ke Polrestabes Medan itu juga merupakan atas perintah Bobby Nasution. Mewakili Bobby, mereka pun melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Medan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah pasti (diperintahkan Bobby) ini kan linear, kami mewakili sebagai tim hukum melakukan upaya hukum, untuk menegakkan, menjemput haknya Pak Bobby, dia (Bobby) kan warga negara negara juga," sebutnya.
Surya turut menceritakan insiden pelemparan itu. Dia mengatakan sesuai aturan yang disampaikan KPU, rombongan yang pertama kali keluar dari dalam hotel adalah paslon nomor urut dua, sedangkan paslon nomor urut satu dan rombongan belakangan. Saat gilirannya, Bobby-Surya dan rombongannya pun keluar.
Setelah itu, Bobby dan Kahiyang masuk ke dalam mobil. Selang beberapa meter, kata Surya, terjadilah insiden pelemparan itu.
"Di situ ada semacam pengancaman, kalau unsur sementara kita fokus kepada 336. Bayangkan di dalam kerumunan itu Pak Bobby dan istri, satu lagi orang kepercayaannya, ada driver, dikerumuni, dilempari itu kan suatu hal yang sangat anarkis," jelasnya.
Surya mengaku tidak mengetahui pasti benda yang dilempar ke mobil Bobby tersebut. Namun, kata Surya, pelemparan itu membuat mobil Bobby lecet.
"Posisinya Pak Bobby Surya itu khususnya Pak Bobby sudah di dalam mobil, kalau secara persis apa yang dilempar, apa yang digunakan biarlah beban pembuktiannya nanti penyidik yang membuktikannya. (Yang rusak) ya dugaannya sementara mobil. Untuk sementara kami belum melihat ada yang pecah, tapi kalau ada lecet dan tergores dan sebagainya ada," kata Surya.
"Tapi pendukung dari paslon nomor berapa biar penyidik yang menentukan. Jadi, terlalu prematur kalau hari ini saya konferensi pers menyatakan si A, si B siapa, tidak kewenangan saya," sambungnya.
Dia mengaku sangat menyayangkan insiden tersebut. Apalagi menurutnya yang menjadi korban adalah calon Gubernur Sumut.
"Insiden pelemparan yang begitu luar biasa yang seharusnya tidak patut calon kepala daerah setingkat gubernur diperlakukan tidak manusiawi, apalagi kita sekarang sedang pesta demokrasi. Tapi dengan adanya pelemparan itu, persoalannya apakah pantas ini diperlakukan?. Dalam sejarah debat, pasca reformasi baru kali ini terjadi di Sumut khususnya di kota Medan, luar biasa kan," jelasnya.
(dhm/dhm)