8 Makanan Tradisional China Pembawa Keberuntungan saat Imlek
Imlek atau Tahu Baru China yang jaduh pada 10 Februari 2024 sering menjadi momen berkumpul bersama keluarga. Makan bersama menjadi salah satu cara untuk memperingati momen istimewa tersebut.
Dilansir dari detikFood makanan yang disajikan juga istimewa karena umumnya merupakan perlambang keberuntungan seperti panjang umur, mendapat keturunan, hingga rezeki yang berlimpah. Lantas apa saja makanan yang dianggap membawa keberuntungan ketika Imlek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
8 Makanan Tradisional Dianggap Membawa Keberuntungan saat Imlek
1. Chun Juan (Lumpia)
![]() |
Lumpia juga kerap tersaji saat Imlek. Lumpia yang bentuknya serupa gulungan emas dianggap menyimbolkan batangan-batangan emas yang mampu membawa kemakmuran pada tahun baru.
Lumpia biasanya berisi irisan wortel, jamur shiitake, tauge, hingga daging babi. Biasanya lumpia digoreng kering dan dijadikan camilan.
2. Jiaozi (Dumpling)
![]() |
Di China, dumpling yang disebut jiaozi menjadi tradisi penting saat Imlek. Biasanya anggota keluarga berkumpul untuk membuat jiaozi bersama. Jiaozi dibuat dengan jenis kulit pembungkus dan bentuk yang berbeda.
Biasanya isian jiaozi adalah daging babi cincang yang dicampur udang, wine Shaoxing, lada putih, hingga jahe. Lalu ada juga yang mencampurkan kubis, minyak wijen, kecap asin, dan daun bawang. Bagi vegetarian, jiaozi juga bisa dibuat versi nabatinya dengan isian lobak, tofu, dan jamur shiitake. Jiaozi sendiri merupakan lambang kenyamanan, harapan, dan kemakmuran dalam budaya China.
3. Dayu Darou (Ikan atau Daging Utuh)
Budaya makan Imlek juga identik dengan dayu darou yang secara harfiah berarti "ikan besar dan daging besar". Hidangan ini merujuk pada protein hewani mewah yang menjadi lauk primadona saat makan bersama.
Tampilan ikan utuh ini dianggap simbol kelimpahan. Secara harfiah, kata "you yu" yang berarti "makan ikan" juga sama bunyinya dengan kata "kelebihan" dalam bahasa China. Biasanya dayu darou diolah dengan cara dikukus. Bumbunya berbeda antarwilayah di China.
4. Tang Yuan
Tang yuan serupa wedang ronde yang jamak ditemui di Indonesia. Berupa bola-bola dari tepung beras ketan yang disajikan dengan kuah manis. Tang yuan melambangkan kebersamaan dan reuni keluarga.
Biasanya kuah manis tang yuan berupa sirup yang diberi bahan beras fermentasi manis dan bunga guihua (osmanthus) kering aromatik. Untuk bola ketannya bisa polos atau diisi pasta wijen hitam manis. Tang yuan enak dimakan sebagai hidangan penutup saat cuaca dingin.
5. Buah Keberuntungan
Imlek juga identik dengan kehadiran beberapa buah musiman yang melambangkan keberuntungan. Buah itu adalah jeruk, tangerine, kumquat, dan pomelo.
Biasanya buah ini juga dijadikan hadiah kepada kerabat. Bentuknya yang bulat dan warnanya yang oranye menyimbolkan kemakmuran dan keberuntungan sepanjang tahun.
6. Babao Fan (Puding Beras Ketan)
Babao fan adalah puding beras ketan yang kerap disajikan dalam perayaan Imlek orang China. Hidangan ini merupakan lambang keberuntungan bagi mereka yang memakannya.
Puding beras ketan semakin enak dengan topping buah, kacang, dan sirup gula sebagai penyempurnanya. Beberapa jenis yang umum dipakai adalah biji teratai, jujube, manisan buah, longan yang dikeringkan, pasta kacang merah, hingga goji berries.
7. Changshou Mian (Mie Panjang Umur)
Secara harfiah "changshou mian" adalah "mie panjang umur". Menyajikannya saat Imlek merupakan lambang panjang umur, bahagia, dan sehat. Biasanya mie panjang umur disajikan dalam versi mie goreng dengan bumbu utama saus tiram dan irisan jamur shiitake serta bok choy.
Ada juga mie panjang umur versi kuah simpel dengan sedikit bumbu berupa kacang kedelai dan jahe. Usahakan tidak memutus mie saat memakannya agar harapan baiknya dapat terkabul.
8. Lawei (Daging yang Diawetkan)
Makanan tradisional China lain yang kerap tersaji saat imlek, lawei. Berupa daging hewan yang diawetkan seperti babi, ayam, dan ikan. Dulunya hewan-hewan itu menjadi bagian persembahan kepada Tuhan, tapi kemudian tersisa. Dari sinilah metode pengawetan daging ditemukan.
Sampai sekarang, banyak keluarga China masih membuat lawei sendiri dengan cara menggantung-gantung daging di jendela dan tali cucian. Mereka mengawetkan daging dengan banyak garam dan dikeringkan. Nantinya lawei dimakan sebagai hidangan dingin seperti charcuterie khas Prancis.
(astj/astj)