Jika detikers saat ini sedang liburan di Bengkulu, tentu ingin membawa oleh-oleh untuk orang-orang terdekat, makanan khas ini bisa jadi pilihan, salah satu oleh-oleh yang tahan lama, namun tetap menarik untuk diberikan kepada orang terdekat, emping melinjo.
Provinsi berjuluk bumi rafflesia ini, selain memiliki objek wisata juga memiliki beragam kuliner khasnya, seperti halnya kerupuk dari buah melinjo atau baguk dalam bahasa Bengkulu/atau masyarakat bengkulu menyebut keripik emping.
Emping merupakan sejenis makanan yang terbuat dari biji buah melinjo yang digodok lalu ditumbuk atau digeprek hingga tipis, emping bisa dijadikan camilan ketika bersantai bersama keluarga atau sebagai suguhan untuk tamu yang bertandang ke rumah.
Keripik emping ini, banyak dicari wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh ketika berwisata ke Bengkulu, rasa yang gurih.
Proses pembuatannya cukup memakan waktu, mulai dari digoseng, ditumbuk dan ditipiskan, dijemur hingga kering, sehingga menjadi kerupuk mentah.
Emping melinjo merupakan salah satu makanan ringan yang bahan bakunya terbuat dari biji melinjo tua dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Emping pada umumnya dikonsumsi sebagai menu pelengkap, ketika makan, serta menjadi cemilan ketika bersantai, keripik tipis ini memiliki rasa khas, sedikit pahit, meskipun demikian, rasanya gurih, dan menggoyang lidah, saat dijadikan cemilan.
Keripik melinjo ini diproduksi oleh masyarakat di Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Salah satunya pasangan suami istri, Zulkarnain (64) dan Martabiba (58) yang telah berkecimpung dalam pembuatan keripik bengkulu selama 25 tahun.
"Kami telah menjadi perajin emping melinjo selama 24 tahun, awalnya hampir setiap rumah di sini perajin emping, namun saat ini kami tinggal berdua, namun peminat emping ini masih banyak, dan ini menjadi nafkah keluarga kami, " kata Martabiba saat dikunjungi, Minggu (6/5/2023).
Martabiba mengatakan, dalam proses pembuatan makanan ringan ini, mereka berdua terlebih dahulu mengambil buah melinjo yang matang di pohon belakang rumah mereka.
Selain dari pohon di belakang rumah, mereka juga membeli melinjo di pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, sebab, bahan baku pembuatan emping melinjo yang mereka produksi belum cukup jika hanya mengandalkan dari pohon melinjo di belakang rumah.
"Kalau bahan baku sebagian besar diambil dari pulau Enggano, namun bila tidak ada pasokan buah emping kami mengandalkan pohon melinjo yang ada di belakang rumah," jelas Martabiba.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya....
Simak Video "Video: Matcha Latte Gerobakan Enak di Blok M, Cuma Rp 15.000"
(nkm/nkm)