Ada beragam lokasi kuliner yang lezat dan unik di Kota Medan. Satu di antaranya Warung Nasi Urap Kak E'en. Warung makan ini menyimpan sebuah kisah hingga dijuluki warung Nasi 'Lonte'.
Warung itu terletak di Jalan Nibung II, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan dengan hanya tenda dan satu steling yang berisi berbagai macam menu kuliner nusantara.
Terlihat pengunjung ramai. Bahkan warung ini sampai menyediakan nomor antrian untuk pembeli yang hendak membungkus pesanan atau pun makan di tempat. Pengunjung dengan tertib menunggu nomornya dipanggil.
Sejarah Julukan Nasi 'Lonte'
Saat ditemui tim detikSumut, Erlinawati Koto sebagai pemilik warung bercerita usahanya dibangun sejak 13 April 1996. Pertama kali dibuka, usahanya bernama Warung Nasi Urap Tenda Biru.
Bukan tanpa sebab nama itu dibuatnya. Penamaan itu terinspirasi dari lagu yang sedang hits dinyanyikan Desy Ratnasari dengan judul, 'Tenda Biru'.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Ia kemudian mengubahnya menjadi Warung Nasi Urap Kak E'en. Rupanya nama itu pun tidak terlalu tenar di banding julukan yang dicetuskan pengunjung, yakni warung nasi 'lonte'.
"Dulu kawasan ini dikenal dengan sebutan Universitas Nibung Raya (Unira) yang menjadi tempat mangkalnya wanita malam dan waria penyedia jasa seksual," kata Erlina kepada detikSumut.
"Terus datang lah waria di sini bilang ayuk makan ke nasi 'lonte' kepada kawan-kawannya. Nah, dari situ lah mulai dijuluki jadi nasi 'lonte'. Sampai-sampai orang di sini sempat juga bilang saya mama bencong karena mereka memang langganan di sini," sambungnya.
Dia menjelaskan kadang kala usahanya itu disingkat menjadi warung 'naslon'. Mulai pukul 07.00 WIB tengah malam, ia sebut kepanjangan naslon ialah nasi lontong. Tetapi jika lewat tengah malam dapat berubah jadi nasi 'lonte'.
Kendati kata itu bermakna negatif bagi khalayak umum, tetapi ia tidak terlalu ambil pusing. Sebab, ia sadar betul bahwa julukan itu bukan dibuat untuk mengejek.
Baca pedasnya sambal 'setan' di halaman berikut...
Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Kuliner di Petak Enam Glodok"
(nkm/nkm)