Seorang reje kampung (kepala desa) di Kecamatan Bintang, Aceh Tengah, BT (54) ditangkap polisi karena diduga mengalihfungsikan hutan lindung menjadi kebun kopi dan alpukat. Pelaku menebang 100 pohon untuk menjadi kebun pribadi.
"BT diduga kuat melakukan perusakan hutan lindung di kawasan Bur Kelieten, Desa Bale Nosar, Kecamatan Bintang," kata Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Iptu Deno Wahyudi kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
Kasus itu mulai diselidiki polisi sejak Juni 2024 hingga Agustus 2025 setelah ditemukan adanya penebangan liar di kawasan tersebut. Hasil penyelidikan diketahui, BT menebang 100 pohon menggunakan mesin chainsaw serta parang.
Kayu hasil tebangan diolah menjadi balok dan papan untuk membuat gubuk di lokasi. Selain itu, BT menanam 1.000 batang kopi, 100 batang alpukat dan 100 batang petai cina di lahan seluas 0,5 hektare tersebut.
"Seluruhnya untuk kepentingan pribadi tanpa izin resmi," jelas Deno.
Setelah diselidiki, polisi menangkap BT di Desa Rawe, Kecamatan Lut Tawar, Minggu (21/9) siang. BT saat ini menjalani proses pemeriksaan di Mapolres Aceh Tengah.
Polisi menjeratnya dengan Pasal 92 Ayat (1) huruf a dan b Undang-undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan sebagaimana diubah dengan UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Deno meminta semua pihak menjaga kelestarian hutan dan tidak melakukan pembalakan liar.
"Hutan lindung merupakan aset penting bagi kelestarian ekosistem. Kami mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan penebangan liar maupun membuka lahan tanpa izin, karena selain merusak lingkungan, tindakan tersebut juga merupakan tindak pidana berat dengan konsekuensi hukum serius," ujarnya.
Simak Video "Video: Menyusuri Hutan Lindung Siabu Riau yang Botak Akibat Perambahan"
(mjy/mjy)