Sekeluarga Nginap di Polres gegara Diancam Dibunuh Preman Akhirnya Pulang

Sekeluarga Nginap di Polres gegara Diancam Dibunuh Preman Akhirnya Pulang

Finta Rahyuni - detikSumut
Selasa, 15 Jul 2025 23:59 WIB
The death of a deaf man who was shot after a North Carolina Highway Patrol officer tried to pull him over for speeding is being investigated (AFP Photo/Joshua Lott)
Foto: AFP Photo/Joshua Lott
Langkat - Keluarga Sinarta Sembiring (48) yang terpaksa harus menginap di Polres Langkat karena diduga diancam akan dibunuh preman akhirnya pulang ke rumah mereka. Meski begitu, pihak kepolisian tetap melakukan pemantauan terhadap korban.

"Sudah pulang kemarin (hari Senin)," kata Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo saat dikonfirmasi detikSumut, Selasa (15/7/2025).

David menjelaskan bahwa pihak kepolisian menyampaikan beberapa opsi agar Sinarta merasa aman untuk pulang ke rumahnya. Opsi-opsi itu di antaranya menjaga rumah Sinarta, menjadikan rumah Sinarta lokasi pantauan polisi hingga memberikan kontak darurat jika Sinarta merasa keluarganya dalam bahaya.

Setelah mendengarkan penjelasan pihak kepolisian, Sinarta bersama keluarganya pun pulang ke rumah mereka. David menjelaskan bahwa pihaknya akan memantau rumah Sinarta.

"Saya sudah menyampaikan bahwa Pak Sinar kami kawal, rumah kami jaga. Kalau perlu rumah Pak Sinar kami jadikan pemantauan polisi, kami beri nomor darurat, kapanpun di manapun bapak telepon, polisi pasti segera datang, sudah kami tawarkan semua. Jadi, sudah pulang, tetap kita lakukan pemantauan," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang beredar bahwa Sinarta bekerja sebagai sekuriti di salah satu perkebunan sawit. Lalu, Sinarta bersama tim BKO menangkap pencuri kelapa sawit.

"Informasinya iya betul, tapi waktu melaporkan si pencuri sawit itu, pelapor bukan Pak Sinarta, tetapi dari perusahaan. Informasinya seperti itu (Sinarta menangkap)," kata David.

Lalu, setelah kejadian itu, ada sekelompok orang yang tidak terima dengan peristiwa itu dan menganiaya Sinarta. Bahkan rumahnya juga didatangi dan diancam akan dibunuh. Terkait hal ini, David menjelaskan pihaknya masih mendalaminya. Saat ini, kata David, penyidik masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Itu yang masih kita dalami, itu masih versi Pak Sinar, itu yang mau kita selidiki lebih dalam. Hasil visumnya belum keluar, kita pasti lakukan penyelidikan. Kalau pun ada peristiwa pidananya pasti saya naikkan ke penyidikan," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, satu video yang menarasikan sekeluarga terpaksa harus menginap di Polres Langkat karena diduga diancam akan dibunuh preman, viral di media sosial (medsos).

Berdasarkan video yang dilihat detikSumut, video itu direkam oleh seorang pria yang belakangan diketahui adalah Sinarta. Video itu menunjukkan ada sejumlah anak-anak dan wanita dewasa sedang tiduran di dalam salah satu ruangan.

Pria yang merekam video itu menjelaskan bahwa keluarganya diancam akan dibunuh. Dia mengaku kasihan kepada keluarganya karena harus menginap di tempat itu.

Untuk itu, pria tersebut meminta bantuan pihak kepolisian agar kasus itu bisa ditangani dan keluarganya bisa pulang.

"Kepada Pak Kapolres, kami minta tolong atas perhatiannya, sampai kapan kami di sini Pak Kapolres karena kalau kami pulang, kami nggak berani, takut karena kami diancam akan dibunuh sekeluarga semua. Tolong Pak Kapolres atas perhatiannya, agar cepat diselesaikan agar kami bisa pulang. Saya pribadi sebagai kepala keluarga, sangat kasihan nengok keluarga kami. Tolong bantu Pak Kapolres, kasihan saya nengok anak dan istri saya," demikian kata pria tersebut.

David Triyo Prasojo membenarkan bahwa keluarga Sinarta menginap di Polres Langkat, tepatnya di Aula Jasmine. David menyebut keluarga itu telah menginap sejak Sabtu (12/7). Video yang viral itu, kata David, direkam oleh Pak Sinarta.

"Bahwasanya ruangan yang diambil videonya (viral) oleh Pak Sinar itu, sejatinya adalah kantor polisi. Artinya bahwa Pak Sinar memang berada di bawah pengamanan kami. (Sejak) hari Sabtu," kata David saat dikonfirmasi detikSumut, Senin (14/7).

David menjelaskan bahwa korban telah membuat laporan atas kejadian itu. Laporan itu atas dugaan penganiayaan dan pengancaman. Peristiwa itu terjadi di, Kecamatan Batang Serangan. Saat ini, kata David, pihaknya tengah menyelidiki laporan itu.

"Yang pasti laporannya sudah saya terima. Laporannya terkait penganiayaan dan pengancaman. Saya dalam rangka menerima laporan harus saya verifikasi dan klarifikasi, Iya (masih diselidiki). Yang mengalami peristiwanya hanya Pak Sinar, tapi mungkin Pak Sinar bercerita ke yang lain (keluarganya), akhirnya menimbulkan ketakutan," jelasnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads