Seorang pria yang berprofesi sebagai sekretaris desa (sekdes) di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut) JS (46) membakar pacarnya, DSR (27). Hal itu dipicu karena JS cemburu usai menduga korban mempunyai pacar lain.
"(Terlapor) Sekdes Ujung Gurap. Modusnya ini ada kecemburuan terhadap pacarnya yang pacaran lagi," kata Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan AKP Hasiholan Naibaho, Rabu (9/4/2025).
Hasiholan mengatakan peristiwa itu terjadi Jalan Baru, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Senin (7/4) sekira pukul 23.00 WIB. Pelaku awalnya menjemput korban ke rumahnya untuk membuka warung milik korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setibanya di warung itu, korban dan pelaku terlibat cekcok. Pertikaian itu dipicu karena pelaku menduga korban memiliki pacar baru. Namun, saat itu, korban terus membantah hal tersebut.
"Sesampainya di TKP, terjadilah cekcok mulut di mana pelaku cemburu kepada korban karna korban sudah menjelaskan dan mengetahui korban sudah memiliki pacar baru," jelasnya.
Baca juga: Pacarnya Dipecat, Pria Ini Bakar Warung Nasi |
Pelaku pun terus marah, sedangkan korban terus diam. Lalu, korban pergi ke kamar mandi. Usai keluar dari kamar mandi, pelaku langsung menyiramkan bensin dalam botol plastik ke korban.
Kemudian, pelaku menyulut korban menggunakan api hingga tubuhnya terbakar. Setelah membakar pacarnya, pelaku menyiramkan bensin ke tubuhnya. Nahasnya, api yang membakar tubuh korban juga mengenai tubuh pelaku.
Setelah itu, pelaku memadamkan api yang menyulut tubuhnya dan pacarnya, lalu membawanya ke rumah sakit.
"Akibat kejadian tersebut, korban dan terlapor mengalami luka bakar mulai dari leher, dada, punggung dan kaki. Mungkin dia cinta mati (makanya nyiram diri sendiri), karena cemburu, dia pun disiramnya juga ke badannya, dikiranya nggak terbakar, karena dekat dengan api perempuan itu, dia kena, tapi pada saat itu langsung padam, dia juga yang bawa ke rumah sakit," jelasnya.
Hasiholan mengatakan pihak korban belum membuat laporan atas kejadian itu. Alhasil, pihak kepolisian membuat laporan model A untuk menyelidiki kasus tersebut.
"Kita terbitkan laporan model A, karena korbannya atau orangtuanya ditunggu-tunggu tak buat laporan, sehingga kita yang mengantisipasi supaya membuat laporannya untuk dasar penyelidikan begitu. Sampai saat ini masih dalam penyelidikan masih diperiksa saksi-saksi, kendalanya keduanya masih sakit belum bisa kita periksa," pungkasnya.
(mjy/mjy)