KontraS Ungkap Kronologi Remaja di Asahan Tewas Diduga karena Ditendang Polisi

KontraS Ungkap Kronologi Remaja di Asahan Tewas Diduga karena Ditendang Polisi

Nizar Aldi - detikSumut
Senin, 17 Mar 2025 19:00 WIB
Staf KontraS Sumut membeberkan kronologi hasil investigasi mereka terkait kematian Pandu yang diduga tewas usai ditendang anggota polisi di Asahan (Nizar Aldi/detikSumut)
Foto: Staf KontraS Sumut membeberkan kronologi hasil investigasi mereka terkait kematian Pandu yang diduga tewas usai ditendang anggota polisi di Asahan (Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

KontraS Sumut melakukan investigasi terkait tewasnya remaja bernama Pandu Brata Syahputra Siregar (18) yang disebut-sebut ditendang anggota polisi di Kabupaten Asahan. KontraS Sumut pun membeberkan kronologi versi investigasi mereka.

"Kami melakukan investigasi dan observasi pada 14 Maret 2025 dalam rangka mendapatkan informasi yang lebih akurat, kamu telah mengumpulkan data, mengobservasi, mewawancarai keluarga korban, saksi, dan tokoh masyarakat," kata Staf Advokasi KontraS Sumut Ady Yoga Kemit di Medan, Senin (17/3/2025).

Pada Sabtu (8/3) pukul 22.00 WIB, Pandu bersama 9 temannya nongkrong di sebuah warung kopi di Jalan Durian. Saat tengah malam, mereka hendak pulang mendapati sekelompok pemuda berkumpul di pinggir Jalan Perdemuan di area perkebunan PT Sintong dan mendapati sedang berlangsung lomba balap lari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah polisi kemudian datang pada Minggu (9/3) pukul 00.30 WIB dan membubarkan kegiatan dengan melepaskan tembakan peringatan. Pemuda yang di lokasi kemudian berhamburan, Pandu kemudian bersama 4 orang temannya lari dengan menaiki 1 sepeda motor.

Polisi yang mengejar mereka disebut mencoba menjatuhkan Pandu bersama 4 temannya dengan cara menendang sepeda motor. Pandu bersama temannya kemudian lompat dari sepeda motor, Pandu kemudian tertabrak sepeda motor polisi yang mengejarnya.

ADVERTISEMENT

Pandu disebut ditendang sebanyak 2 kali oleh polisi setelah tertabrak. Warga yang tinggal di sekitar TKP saat itu mendengar Pandu juga beberapa kali meminta ampun dan meminta tolong saat itu.

Setelah itu, Pandu kemudian dibawa ke Puskesmas Simpang Empat karena mengalami luka di pelipis mata dan dijahit. Dari Puskesmas, Pandu kemudian dibawa ke Polsek Simpang Empat dan menjalani tes urine sebanyak 2 kali dengan hasil tes pertama negatif dan tes kedua tidak jelas, namun polisi menyatakan Pandu positif narkoba.

Saat di Polsek, Pandu mencoba menghubungi keluarganya, namun belum mendapat respons. Pandu kemudian meminta agar temannya menjemputnya karena mengeluhkan sakit di bagian perut.

Pada Minggu (9/3) sekitar pukul 10.00 WIB, Pandu kemudian dijemput oleh keponakan dan temannya. Mereka membawa Pandu ke kos dan menceritakan jika dia ditabrak dan ditendang sebanyak 2 kali oleh anggota polisi.

Ada Bercak Darah di Ulu Hati Pandu. Baca Halaman Berikutnya...

Pandu hendak dibawa ke berobat karena mengeluhkan sakit perut, namun tidak ada di hari Minggu. Pandu kemudian dibawa berobat pada Senin (10/3) pukul 07.00 WIB ke rumah sakit.

Hasil rontgen menunjukkan terdapat bercak darah di ulu hati dan lambung korban yang mengindikasikan adanya pendarahan. Pada siang hari, kondisi Pandu memburuk dan menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 16.30 WIB.

Pasca kejadian, Kampung Perdamean tempat kejadian Pandu mulai sering didatangi polisi dan mencari informasi kepada warga sekitar.

Sebelumnya diberitakan, polisi saat ini tengah mengusut soal kematian seorang remaja bernama Pandu Brata Syahputra Siregar (18) yang disebut-sebut ditendang oknum polisi di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Polda Sumut berjanji akan transparan dalam kasus ini.
Plt Kabid Humas Polda Sumut Kombes Yudhi Surya Markus Pinem mengatakan pihaknya mengawasi proses penyelidikan yang dilakukan Polres Asahan. Yudhi memastikan penyelidikan itu dilakukan secara transparan.

"Kami telah menerima laporan terkait peristiwa ini dan memastikan bahwa Polda Sumut akan memantau serta mengawasi proses penyelidikan yang dilakukan Polres Asahan," kata Yudhi dalam keterangannya, Minggu (16/3).

Yudhi menyebut Polda Sumut akan memberikan tindakan tegas jika memang ada pelanggaran yang dilakukan personel kepolisian dalam kejadian itu. Perwira menengah Polri itu meminta masyarakat untuk bersabar dan tidak termakan isu-isu yang belum jelas kebenarannya.

"Jika ditemukan adanya pelanggaran prosedur atau tindakan di luar kewenangan, maka akan diambil tindakan hukum tegas sesuai aturan yang berlaku," pungkasnya.

Pihak kepolisian melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam Pandu. Ekshumasi itu dilakukan di Huta I Parlakitangan Sordang Baru, Kecamatan Ujung Padang,Kabupaten Simalungun, hari ini.

"Iya, benar (diekshumasi hari ini)," kata Kapolres Asahan AKBP Afdhal Junaidi saat dikonfirmasi detikSumut, Minggu.

Afdhal menyebut keluarga korban telah membuat laporan polisi atas kejadian itu. Hasil ekshumasi itu nantinya akan disampaikan dalam konferensi pers.

"Hasilnya akan disampaikan saat press rilis ya," ujarnya.



Simak Video "Video: Rekaman CCTV Minibus Tabrak Truk Tangki di Kisaran Karena Menyalip"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads