Wanita di Deli Serdang Ngaku Anaknya Tewas Dianiaya Pensiunan TNI

Wanita di Deli Serdang Ngaku Anaknya Tewas Dianiaya Pensiunan TNI

Finta Rahyuni - detikSumut
Rabu, 05 Feb 2025 23:21 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Deli Serdang -

Seorang wanita bernama Nurmalia Ritonga (70) mengaku anaknya, Ardiansyah (37), tewas usai dianiaya pensiunan TNI di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) inisial LS. Pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki peristiwa itu.

Nurmalia menyebut peristiwa itu terjadi di Jalan Pusaka, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, pada 20 Agustus 2024 malam. Sementara korban meninggal dunia pada 20 Desember 2024.

"(Meninggalnya) empat bulan kemudian," kata Nurmalia saat datang ke ekshumasi atau pembongkaran jasad korban di Jalan Medan-Batang Kuis, Desa Sei Rotan, Rabu (5/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurmalia menyebut awalnya ada dua tetangganya yang merupakan kakak beradik terlibat perselisihan. Mereka, yakni DS dan BS. DS merupakan istri dari LS.

Dia mengaku dihasut oleh DS untuk tidak berteman dengan BS. Nurmalia mengatakan motif DS menyuruhnya memusuhi BS agar BS diusir dari rumah tersebut. Untuk diketahui, DS dan BS tinggal di rumah yang terpisah, tetapi masih bersebelahan dengan rumah Nurmalia.

ADVERTISEMENT

Lalu, selang beberapa waktu, Nurmalia mengaku dituduh oleh DS berhubungan badan dengan anaknya sendiri, Ardiansyah. Alhasil, pada Selasa (20/8) itu terjadi cekcok antara Nurmalia, korban Ardiansyah dan abang korban dengan DS dan LS.

Saat kejadian, Nurmalia mengaku sempat dipukul dengan senjata oleh LS ke bagian dahinya, sedangkan korban Ardiansyah dipukul menggunakan helm. Nurmalia menyebut LS merupakan pensiunan TNI.

Dia mengaku setelah kejadian itu, korban mengeluhkan sakit kepala. Lalu, korban sempat diberikan obat apotek.

Tak hanya mengeluhkan sakit kepala, Nurmalia menyebut anaknya juga mengalami muntah-muntah setiap selesai makan. Nurmalia sempat mengira anaknya sakit karena asam lambung.

"Satu kali (dipukul helm), kami (Nurmalia dan abang korban) pakai pistol, dipukul ke jidat. Ada pistolnya, LS iya (mantan tentara), saya dipukul sekali, dijambak, dipijak-pijak," sebutnya.

Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan menyebut pihaknya tengah menyelidiki peristiwa itu. Makam korban juga telah dibongkar untuk memastikan penyebab kematian korban. Kasus kematian korban, kata Gidion, dilaporkan ke Polrestabes Medan pada 30 Januari 2025.

"Dilaporkan, kami melaksanakan ekshumasi atau gali kubur pemeriksaan jenazah. Meninggal pada 20 Desember dan baru dilaporkan resmi sebagai korban penganiayaan pada 30 Januari (ke Polrestabes)," kata Gidion di lokasi ekshumasi.

Gidion membenarkan bahwa LS merupakan pensiunan TNI. Dalam kasus ini, kata Gidion, LS juga melaporkan Nurmalia ke Polrestabes Medan atas dugaan penganiayaan.

"Iya (purnawirawan), LS juga lapor balik," sebutnya.

Perwira menengah Polri itu menyebut belum bisa memastikan motif peristiwa itu. Gidion menyebut pihaknya masih mendalaminya.

"Motifnya dalam penyelidikan. Kita harus tahu dulu ini karena meninggal waktu itu di RS, supaya tak menjadi persepsi dan menyakinkan sebab kematian maka kita lakukan ekshumasi," pungkasnya.

Kapolsek Medan Tembung Kompol Jhonson Sitompul mengatakan beberapa hari setelah kejadian, Nurmalia juga telah membuat laporan ke Polsek Medan Tembung. Saat itu, Nurmalia melaporkan LS dan istrinya.

"(Motif) menurut informasi yang kami terima dari pelapor, penyebab peristiwa ini pelapor keberatan dengan ucapan si terlapor LS yang ada mengeluarkan kata-kata bahwasanya pelapor ini melakukan hubungan intim dengan anak kandungnya sendiri," kata Jhonson.

Jhonson menyebut saat kejadian LS memang membawa senjata airsoft gun yang ditentengnya di pinggangnya. Berdasarkan pengakuan saksi yang melihat peristiwa itu, senjata tersebut tidak sempat digunakan oleh LS.

"Kami luruskan bahwasanya itu bukan pistol, tapi itu adalah airsoft gun ya. Kalau airsoft sendiri dibenarkan memang si terlapor itu ada membawa airsoft gun miliknya dan menurut keterangan saksi yang sudah kita dengar airsoft gun itu nggak sempat digunakan karena langsung melorot tadinya di pinggang lalu terjadi rebutan," sebutnya.

Jhonson menyebut setelah kejadian itu, korban beberapa kali pergi ke RS Citra Medika Tembung. Pertama pada 16 Oktober 2024 siang dan diterima di IGD. Lalu, dokter memberikan sejumlah obat, seperti paracetamol, omeprazole dan sejumlah obat lainnya. Setelah itu, korban langsung pulang.

Lalu, pada 17 Desember pukul 00.10 WIB, korban kembali ke rumah sakit itu. Saat itu, korban mengeluh nyeri di ulu hati.

"Dia mengeluhkan nyeri ulu hati, ini ditangani medis dan ditangani rawat inap selama tiga hari, setelah sembuh diperbolehkan pulang," ujarnya.

Kemudian, pada tanggal 17 Desember 2024 sekira pukul 15.00 WIB, korban dilarikan ke rumah sakit karena kejang-kejang. Lalu, korban dirawat inap di rumah sakit tersebut. Namun, nahasnya, korban meninggal dunia pada 20 Desember atau tiga hari kemudian.

Dalam rekam medis yang diterima pihaknya dari RS Citra Medika, tidak ada pendarahan otak yang dialami korban seperti yang diduga orang tua korban akibat pukulan helm.

"Di antaranya ada obat lambung, nyeri ada, juga obat mencret. Kami nggak bisa pastikan penyebabnya, yang pastikan pihak medis. Sama sekali tak ada disinggung di dalam rekam medis (soal pendarahan otak)," jelasnya.

Jhonson menyebut pihaknya rencananya akan segera melakukan gelar perkara terkait dengan laporan Nurmalia di Polsek.

Adik LS, Boru Situmorang menyebut dirinya sempat menyaksikan peristiwa penganiayaan yang terjadi pada malam itu. Namun, karena memiliki penyakit jantung, Situmorang memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

"(Saya) lihat, cuman saya punya penyakit jantung, aku minta tolong sama siapa, sudah pada tutup rumah, jadi aku pulang," kata Situmorang.

Dia menyebut korban Ardiansyah ini juga menganiaya abangnya dan DS. Berdasarkan keterangan warga sekitar yang didapatnya, tidak ada LS memukulkan helm ke korban.

"Istrinya (DS) berdarah-darah, ditumbuk (dipukul) yang meninggal ini, ada saksi. Nggak ada (dipukulkan helm) semua tetangga bilang gitu," ujarnya.

Situmorang menyebut abangnya memang pensiunan TNI. Saat ini, abangnya bekerja sebagai penjaga uang ATM.

"Dia jaga uang ATM, memang pakai senjata," ujarnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads