Pembunuhan di Sumut Sepanjang 2024: Digorok, Dibakar, dan Ditikam Saat Live

Kaleidoskop

Pembunuhan di Sumut Sepanjang 2024: Digorok, Dibakar, dan Ditikam Saat Live

Finta Rahyuni - detikSumut
Selasa, 24 Des 2024 10:45 WIB
ilustrasi kejahatan kriminal perampokan pembunuhan pemerkosaan pencopetan
Foto: andi saputra
Medan -

Beragam kasus pembunuhan terjadi di Sumatera Utara (Sumut) sepanjang tahun 2024. Berbagai cara dilakukan para pelaku mulai dari menggoroknya, membakarnya, hingga menikamnya saat live.

Mayoritas pelaku pembunuhan ini adalah orang dekat korban. Berikut detikSumut rangkum kasus-kasus pembunuhan sepanjang tahun 2024 yang cukup menyita perhatian publik:

1. Mayat di Selokan Kantor Dinsos Paluta Digorok gegara Utang

Mayat seorang wanita ditemukan di selokan pembuangan air kantor Dinas Sosial Padang Lawas Utara (Paluta). Setelah diidentifikasi, wanita itu ternyata adalah SAH (21) warga Desa Saba Bangunan, Kecamatan Padang Bolak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek Padang Bolak AKP Zulfikar mengatakan jasad korban ditemukan Selasa (2/1) sore. Saat ditemukan, bagian wajah dan kepala korban sudah busuk dan berbelatung.

Kasi Humas Polres Tapsel Brigadir Erlangga Gautama Nasution mengatakan pelaku pembunuhan itu adalah Pirman Siregar (19). Pelaku diamankan pada Kamis (4/1)sore usai diserahkan keluarganya.

ADVERTISEMENT

"Terduga pelaku merupakan warga yang sama dengan korban, yakni Desa Sabungan Padang Bolak," kata Erlangga, Jumat (5/1).

Sebelum ditemukan tewas, SAH sempat dinyatakan hilang tiga hari. Kejadian itu berawal pada Sabtu (30/12/2023) sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, Pirman Siregar yang tengah mengendarai sepeda motor berangkat menuju warung kopi di Desa Saba Bangunan.

Di tengah perjalanan, pelaku berpapasan dengan korban yang juga sedang mengendarai sepeda motor. Lalu, korban menanyakan soal utang pelaku kepadanya. Saat itu, pelaku pun menjawab belum memiliki uang.

"Setelah itu, Pirman Siregar menemui korban dan setelah bertemu mereka berangkat untuk menempel ban sepeda motor milik korban ke bengkel di Simpang Portibi," kata Zulfikar, Jumat (5/1).

Lalu, sekitar pukul 21.30 WIB, sepeda motor korban pun selesai ditambal. Kemudian, keduanya berangkat ke sebuah kafe yang berada di depan kantor Bupati Paluta.

Sekitar pukul 23.00 WIB, korban mengajak pelaku pulang. Namun, di tengah perjalanan korban mengajak pelaku melihat konser musik. Permintaan itu pun dituruti pelaku.

Selang beberapa waktu, keduanya berjalan menuju lokasi perkantoran Dinas Sosial Paluta. Setibanya di pintu masuk, pelaku menghentikan sepeda motornya dan berpura-pura menelepon temannya untuk meminta uang.

Namun, pelaku beralasan temannya tidak ada yang mengangkat teleponnya. Setelah itu, keduanya masuk ke areal perkantoran dan pelaku sempat buang air kecil di sana.

"Setelah selesai membuang air kecil, pelaku membuka baju yang dipakainya dan langsung menutup mulut korban dari arah belakang. Selanjutnya, korban melakukan perlawanan, akibatnya pelaku meninju kepala belakang korban," sebutnya.

Korban lalu menggigit jari telunjuk pelaku hingga membuat pelaku meninju kepala belakang korban sebanyak tiga kali. Namun, karena korban tak kunjung melepaskan gigitan itu, pelaku lalu menendang perut korban dengan menggunakan dengkul sebanyak dua kali.

Akibatnya, korban pun terjatuh ke tanah. Setelah itu, pelaku kembali menendang perut korban sebanyak tiga kali.

Lalu, tiba-tiba pelaku mendengar suara orang dari arah kantor Dinsos. Sontak pelaku mendorong sepeda motor korban menuju pintu keluar dan pergi meninggalkan TKP.

Setelah meninggalkan korban di lokasi kejadian, pelaku berpikir untuk menghabisi nyawa korban. Lalu, pelaku pun pergi membeli pisau kater dan kembali ke lokasi.

Saat dihampiri pelaku, korban masih dalam keadaan bernyawa. Setelah itu, pelaku membekap mulut korban hingga korban tak berdaya.

Setelah melihat korban masih bernapas, pelaku lalu menarik rambut korban dan langsung meninju kepala korban secara berulang-ulang kali hingga korban tewas. Setelah itu, pelaku menggorok leher korban.

Sebelum meninggalkan korban, pelaku sempat mengambil dua cincin yang berada di tangan korban. Lalu, pelaku masih menyempatkan diri untuk merokok di lokasi tersebut. Setelah selesai, pelaku pergi menuju sepeda motor korban.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

2. Pria Tewas Dibakar Istri di Warnet

Seorang pria bernama Jurdhi (22) dibakar istrinya Hisyam Surya (22) di salah satu warung internet (warnet) di Kabupaten Deli Serdang. Korban tewas usai sempat dirawat di rumah sakit.

Kapolresta Deli Serdang Kombes Raphael Sandhy Cahya Priambodo mengatakan peristiwa itu terjadi Jalan Limau Manis, Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Jumat (2/2). Sementara korban dilaporkan tewas Kamis (8/2).

"Korban meninggal dunia akibat dibakar oleh istri sahnya," kata Raphael, Jumat (9/2).

Kejadian itu berawal saat pelaku meminjam sepeda motor abang iparnya untuk mencari korban. Saat itu, pelaku berboncengan dengan adik iparnya.

Setelah dicari, pelaku mendapati korban tengah berada di salah satu warnet di Desa Medan Sinembah. Keduanya pun terlibat cekcok di warnet tersebut.

Selang beberapa waktu, pelaku pergi dan kembali kembali ke warnet itu dan langsung menyiramkan bensin ke arah suaminya dan membakarnya.

3. Dosen Bunuh Suami Lalu Rekayasa Seolah Laka

Seorang dosen bernama Tiromsi Sitanggang (57) memanipulasi kematian suaminya usai membunuhnya di rumah mereka di Kota Medan.

Kapolsek Medan Helvetia Kompol Alexander Piliang mengatakan pembunuhan itu terjadi di rumah korban dan pelaku di Jalan Gaperta, Kecamatan Medan Helvetia, pada Jumat (22/3). Awalnya, pihak kepolisian menerima informasi dari pihak RS Advent bahwa korban mengalami kecelakaan.

Usai menerima informasi itu, pihak kepolisian dari Unit Laka Polsek Medan Helvetia pun mendatangi RS Advent untuk mengecek korban. Pelaku yang saat itu juga berada di rumah sakit mengaku bahwa suaminya mengalami kecelakaan di depan rumah mereka.

"Istrinya (pelaku) di rumah sakit juga. Kami tanya di mana kecelakaannya, katanya di depan rumah," kata Alexander saat dikonfirmasi detikSumut, Rabu (18/9).

Setelah itu, petugas langsung menuju ke depan rumah korban untuk melakukan olah TKP. Namun, dari hasil pemeriksaan lokasi dan saksi-saksi yang berada di sekitar rumah korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kecelakaan.

Petugas kepolisian pun mulai merasa curiga. Keesokan harinya, petugas kembali menuju ke rumah sakit, tetapi ternyata jasad korban sudah tidak ada. Saat dicek ke rumahnya, jasad korban ternyata telah dibawa ke Kabupaten Dairi untuk dimakamkan.

Namun, ternyata setibanya di Dairi, abang dan adik korban merasa ada kejanggalan terkait kematian korban. Pasalnya, ditemukan sejumlah luka lebam di tubuh korban. Alhasil, keluarga korban memutuskan untuk membuat laporan ke Polsek Medan Helvetia pada 27 Maret 2024.

Setelah menerima laporan itu, petugas menuju rumah korban untuk olah TKP. Namun, pelaku menghalangi petugas kepolisian dan melarangnya untuk masuk ke rumahnya.

Tak hanya itu, saat petugas kepolisian meminta persetujuan pelaku untuk ekshumasi atau pembongkaran makam korban, pelaku juga menolaknya. Pada akhirnya, petugas melalukan ekshumasi atas permintaan abang dan adik korban.

Dari hasil ekshumasi itu, kata Alexander, pihaknya semakin meyakini bahwa kematian korban bukan karena kecelakaan melainkan karena dibunuh.

Kemudian, pihak kepolisian kembali mendatangi rumah pelaku. Namun, lagi-lagi pelaku melakukan perlawanan dan menolak pihak kepolisian untuk masuk ke rumahnya. Pada akhirnya, petugas mengajukan permintaan penggeledahan rumah korban ke pengadilan dan disetujui oleh pihak pengadilan.

Saat digeledah, ditemukan ada bercak darah di lemari yang berada di kamar belakang rumah tersebut. Pada saat itu, pelaku berdalih bahwa itu adalah darah menstruasinya.

Namun, saat dites oleh pihak Labfor Polda Sumut, darah tersebut ternyata milik korban. Tak hanya itu, dugaan pembunuhan itu dikuatkan oleh keterangan salah seorang kuli bangunan yang saat itu tengah bekerja di belakang rumah korban. Pada saat itu kuli bangunan itu sempat mendengar adanya teriakan minta tolong dari rumah tersebut.

Perwira menengah Polri itu menyebut pelaku diduga sudah merencanakan untuk membunuh suaminya itu. Sebab, sebelum pembunuhan itu, pelaku sempat mendaftarkan suaminya ke asuransi.

4. Pria Tikam Istri saat Live FB

Peristiwa penikaman yang dilakukan pria di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) Agus Herbin Tambun (47) kepada istrinya Hertalina Simanjuntak (46), membuat heboh publik. Akibat kejadian itu, nyawa Hertalina tidak tertolong.

Peristiwa mencekamkan itu terjadi di rumah korban dan pelaku di Dusun VIII Potean, Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, Sabtu (2/11/2024) sekira pukul 21.00 WIB. Saat kejadian, korban tengah berkaraoke sambil live di akun Facebooknya. Pada saat itu, ada sejumlah keluarga korban yang juga berada di lokasi.

"Tiba-tiba terduga pelaku yang dikenal sebagai suami Hertalina muncul, mengambil sebilah pisau dari meja," kata Kasat Reskrim Polres Sergai, AKP Donny Simatupang, Minggu (3/11).

Pelaku menikam korban sebanyak lima kali. Tikaman itu mengenai bagian perut, payudara dan tangan korban.

Pisau yang digunakan pelaku untuk menikam istrinya adalah pisau yang biasa digunakan korban untuk memotong jeruk. Pisau itu diambil pelaku sesaat sebelum menikam istrinya.

Setelah kejadian, korban dilarikan ke Rumah Sakit Chevani Tebing Tinggi. Namun, nahas, nyawa korban tidak bisa terselamatkan. Lalu, jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Tebing Tinggi untuk divisum.

Usai membunuh istrinya, pelaku langsung pergi melarikan diri. Pihak kepolisian yang menerima laporan kejadian itu langsung mencari pelaku dan menangkapnya di rumah kerabatnya di Dusun II, Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban, Minggu pagi.

Berdasarkan pengakuan pelaku, motifnya sampai tega membunuh istrinya karena cemburu. Pelaku merasa bahwa istrinya masih sering berhubungan dengan mantan suaminya.

"Dalam pemeriksaan, pelaku mengaku bahwa tindakannya didorong oleh sakit hati dan cemburu, merasa bahwa Hertalina sering berhubungan dengan mantan suaminya," sebutnya.

5. Wanita Dibunuh-Dibuang dalam Tas

Mayat seorang wanita ditemukan dalam tas di depan Taman Hutan Raya (Tahura) Kabupaten Karo. Mayat tersebut awalnya ditemukan oleh petugas penyapu jalan pada, Selasa (22/10).

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, penyidik menangkap lima pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut. Dari lima pelaku yang telah ditangkap, dua di antaranya merupakan oknum polisi.

Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono mengatakan pembunuhan itu terjadi di rumah pelaku di Jalan Merdeka, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, Minggu (20/10).

"Awal mula kasus ini terungkap pada saat tanggal 22 Oktober yang mana ada petugas pembersih jalan melihat sesosok mayat dan dia melaporkan kepada suaminya. Lalu, suaminya melapor kepada pihak Polres Tanah Karo," kata Sumaryono saat konferensi pers di Polda Sumut, Senin (28/10) malam.

Setelah itu, jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk diautopsi. Berdasarkan hasil identifikasi, diketahui bahwa korban bernama Mutia, warga Kabupaten Simalungun.

Lalu, pihak kepolisian menyelidiki kasus penemuan mayat itu dan menemukan adanya dugaan pembunuhan terhadap korban. Setelah diselidiki, pelaku utama pembunuh itu, yakni Joe Frisco Johan (35) berada di Kota Pematangsiantar

Setelah diselidiki, pelaku Joe ini ternyata adalah teman dekat korban. Joe lah yang membunuh korban.

Sumaryono mengatakan korban tewas usai dianiaya oleh pelaku. Berdasarkan hasil autopsi, korban tewas karena mengalami pendarahan hebat. Adapun motif pelaku menganiaya korban hingga tewas adalah untuk memenuhi fantasi seksnya.

"Motif dari pada pembunuhan ini adalah biasanya sebelum berhubungan badan tersangka melakukan tindakan kekerasan dengan cara sedikit melukai badan korban. Ya mungkin ini adalah fantasi atau imajinasi pelaku sebelum melakukan hubungan badan," jelas Sumaryono.

Sumaryono menyebut bahwa pelaku dan korban baru dekat selama satu bulan. Jika hendak berhubungan badan dengan korban, pelaku selalu melakukan penganiayaan terlebih dulu. Pelaku biasanya menganiaya korban dengan berbagai cara, seperti memukul menggunakan tangan dan alat.

6. Jasad Siswi Diperkosa-Dimasukkan dalam Karung

Seorang pelajar SMP inisial AS (12) ditemukan tewas dalam karung di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Korban ternyata diperkosa dan dibunuh oleh pria bernama Heri Fadli Nasution (27).

Kapolsek Pantai Cermin AKP Herwin mengatakan bahwa keluarga korban mendatangi Polsek pada Jumat. Pihak keluarga melaporkan bahwa korban sudah tidak pulang sejak Kamis (12/12).

"Pada Jumat sekira pukul 11.00 WIB, orang tua korban membuat laporan ke Polsek Pantai Cermin mengenai anaknya yang tidak kembali ke rumah setelah dua hari lamanya," kata Herwin, Sabtu (14/12).

Lalu, pada Jumat (13/12) sore korban ditemukan tewas terbungkus karung di perkebunan sawit warga di Dusun 3 Desa Lubuk Saban, Kecamatan Pantai Cermin. Ditemukan bekas memar di leher korban.

Petugas kepolisian pun mencari pelaku dan menangkap pelaku di Dusun I Desa Pematang Tatal, Kecamatan Perbaungan Minggu (15/12) malam.

Kasat Reskrim Polres Sergai AKP Donny P Simatupang menyebut pembunuhan terjadi usai korban mengantarkan temannya pulang sekolah pada Kamis (12/12). Saat tengah mengantarkan temannya itu, pelaku melihat korban melintas.

Kemudian, muncul lah niat pelaku untuk merampas sepeda motor korban. Alhasil, saat korban melintas, pelaku menghalangi jalan korban menggunakan bambu yang telah dipersiapkannya.

Setelah korban berhenti, pelaku mendorong korban hingga terjatuh. Lalu, pelaku memiting korban dan menyeretnya ke salah satu rumah kosong. Korban sempat mengalami pingsan saat itu.

"Diseretnya ke belakang rumah kosong, pingsan lah si korban," ujar Donny, Senin (16/12).

Saat korban pingsan, timbul niat pelaku untuk memperkosa korban. Alhasil pelaku memperkosa korban.

Tak lama, korban terbangun dan membuat pelaku panik. Alhasil, pelaku mengambil kain dan menjerat leher korban hingga tewas.

Selain membunuh korban, pelaku juga mengambil motor korban dan menggadaikannya sebesar Rp 500 ribu. Dari hasil tes urine, pelaku juga positif menggunakan sabu-sabu.

Halaman 2 dari 4


Simak Video "Video: Perampok yang Tewaskan Lansia di Bali Pakai Hasil Curian untuk Judol"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads