Warga di Kabupaten Deli Serdang Andreas Sianipar (44) ditemukan tewas usai diduga diculik dan dianiaya oknum TNI Serka HS. Korban ditemukan di kubangan air areal perkebunan sawit di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).
"Kayak kubangan, lubang bekas tumbangan pohon, tapi membentuk lubang, ada airnya," kata adik korban, Anggito Sianipar saat diwawancarai di RS Bhayangkara Medan, Sabtu (21/12/2024).
Anggito menyebut informasi penemuan mayat korban itu diterima pihak keluarga dari pihak kepolisian dan POM sekira pukul 04.00 WIB tadi. Usai mendapatkan informasi itu, keluarga langsung menuju ke Labura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut jasad abangnya itu ditutupi pelepah sawit. Selain itu, bagian tangan dan kakinya juga masih terikat serta bagian wajah masih dilakban.
Lalu, di bagian tangannya juga diikat kain berisi bongkahan batu yang diduga keluarga digunakan pelaku sebagai pemberat agar korban tenggelam di kubangan air itu.
"Kondisinya korban dalam keadaan dan kaki diikat, di tangannya ada batu sebagai pemberat yang mengarah ke dalam air itu, lalu mulut dilakban. Sudah tidak bernyawa, ditenggelamkan, ditimpa lagi sama, tandan, pelepah sawit biar nggak nampak," ujarnya.
Saat ditemukan itu, kata Anggito, jasad abangnya tidak dibungkus apapun, hanya mengenakan baju. Namun, di bagian kepala sudah berbentuk tengkorak, sedangkan bagian badannya membengkak.
"Tidak bisa dikenali lagi, karena sudah tengkorak, tapi masih dililit lakban di mulut. Kepala sudah tengkorak, badannya bengkak," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Andreas Sianipar diduga diculik oknum TNI inisial HS. Korban diperkirakan keluarga telah hilang sekitar 12 hari sejak 8 Desember 2024.
Adik korban, Anggito Sianipar mengatakan peristiwa itu berawal pada Minggu (8/12) sekira pukul 01.00 WIB. Saat itu, korban tengah berada di Gang Damai Jalan Medan-Binjai KM 10, Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal.
Lalu, tiba-tiba korban dibawa oleh sejumlah orang dan dibawa masuk ke dalam mobil. Anggito menyebut hal ini juga berdasarkan pengakuan empat warga sipil yang saat ini telah ditangkap oleh Polrestabes Medan.
"Nah di dalam gang itu awal mulanya diculik. Abangku tidak ditemukan sejauh ini. Kalau abangku dibawa paksa banyak yang melihat," kata Anggito saat dikonfirmasi detikSumut, Jumat (20/12).
Setelah itu, korban dianiaya di asrama TNI tempat HS tinggal di Kampung Lalang. Di asrama itu, korban dipukuli dan ditikam bersama sejumlah orang.
Setelah itu, jasad korban dibuang dan dilaporkan hilang selama belasan hari.
(mjy/mjy)