Heboh, relawan calon Gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah diancam bakal dibunuh hingga ditembak mati oleh sekelompok orang yang diduga pendukung paslon Muzakir Manaf (Mualem) - Fadhlullah.
Ancaman itu diterima Sekretaris Relawan Rumah Kita Bersama (RKB) Aceh Tamiang, Safuan. Ia mengaku diancam akan bunuh oleh sekelompok orang yang mendatanginya di salah satu warung kopi.
Safuan mengaku ia diancam jika menolak membuat video alih dukungan ke paslon Mualem-Fadhlullah. Hal itu diungkap Ketua RKB Aceh Tamiang, Asrizal Asnawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asrizal mengatakan, insiden itu bermula saat dua mobil yang ditumpangi pelaku mendatangi rumah korban Minggu (10/11) sore sekitar pukul 19.00 WIB. Namun Safuan tengah tidak ada di rumah dan mengaku sedang di warung kopi ketika dihubungi.
Pelaku pun menyambangi Safuan ke warung kopi tersebut sekitar pukul 10.00 WIB. Kemudian sekelompok orang itu memaksa Safuan untuk membuat video dukungan ke Mualem.
"Jam 10 tadi malam kedua mobil itu tiba di warkop. Mereka turun dan memaksa Pak Safuan membuat video mendukung Mualem," kata Asrizal kepada detikSumut, Senin (11/11/2024).
Namun permintaan para pelaku itu ditolak Safuan karena dia merupakan pendukung atau relawan pasangan Bustami Hamzah-M Fadhil Rahmi. Penolakan itu pun membuat pelaku berang. Pelaku disebut sempat memegang kerah baju Safuan namun warga di warung kopi tersebut melerai.
"Dia mau dipukul tapi dipisah warga. Pelaku kemudian mengancam dalam bahasa Aceh dengan bahasa 'kutembak sampai mati kau'," jelas Asrizal.
Asrizal mengatakan sekelompok orang tersebut juga sering mengancam saksi-saksi mereka dengan meneror ke rumah.
"Jadi mereka yang datang 2 mobil tapi yang beraksi 1 orang. Di sini pelaku juga sering mengancam saksi-saksi kami dengan mendatangi rumah-rumah mereka," ujar Asrizal.
Lapor Polisi
Dugaan pengancaman pembunuhan terhadap Safuan itu pun akhirnya dilaporkan RKB ke Polres Aceh Tamiang.
"Jam 2 siang tadi kita sudah ke Polres untuk buat laporan, dan korban langsung di BAP di Reskrim. Ini baru selesai," tambah Asrizal.
Ia mengatakan polisi turut menyita baju yang dipakai korban saat itu. Kancing baju yang dipakai Safuan saat itu disebut putus karena ditarik terduga pelaku.
"Ancaman bunuh itu berulang-ulang diucapkan pelaku. Pelaku juga menanyakan siapa beking korban," jelas Asrizal.
Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/140/X1/2024/SPKT/Polres Aceh Tamiang/Polda Aceh. Terduga pelaku Z alias LR bersama rekan-rekannya.
Kejadian itu terjadi di Warkop R2J di daerah Karang Baru. Pelaku disebut menanyakan maksud korban mendeklarasikan dukungan kepada Bustami-Fadhil mengatasnamakan Komite Peralihan Aceh (KPA).
Kepala pelaku, Safuan mengaku hanya bertugas membacakan deklarasi saja. Namun pelaku lalu meminta Safuan membuatkan video klarifikasi dan permintaan maaf. Permintaan pelaku tersebut dituruti Safuan. Ia membacakan permintaan maaf dan pernyataannya tersebut direkam pelaku.
Namun pelaku lalu meminta korban membuat video deklarasi mendukung paslon Muzakir Manaf alias Mualem-Fadhlullah. Korban lalu menolak permintaan tersebut hingga pelaku marah dan mengancam membunuh korban.
"Ketika korban menolak pelaku langsung menarik kerah baju korban dan berkata 'kumatikan kau di sini, ku bunuh kau' sampai beberapa kali kemudian dilerai oleh orang-orang yang ada di warkop," ujar Asrizal.
Pihak Mualem-Fadhlullah Bantah
Terkait pengakuan RKB tersebut, pihak paslon Mualem-Fadhulullah membantah. Mualem Center Aceh mengatakan, pengancaman terhadap Safuan tersebut rekayasa.
"Terkait isu teror tim 1 di Aceh Tamiang sangatlah keliru dan lebih ke rekayasa. Relawan 01 sengaja menciptakan isu model begini seperti peristiwa tudingan-tudingan sebelumnya," ujar Ketua Harian Mualem Center Aceh Faisal Rizal Hasan kepada detikSumut, Senin (11/11/2024).
Ia pun meminta paslon nomor urut 1 tersebut berpolitik cerdas dan damai bukan dengan provokasi dan rekayasa kasus. Ia juga menyebut pihak paslon 1 playing victim.
"Rakyat tidak bodoh untuk tidak paham. Di beberapa kasus sebelumnya jelas sekali tak lebih mencari kasihan alias playing victim," jelas Faisal.
Ia meminta lawan politik Mualem tersebut tidak memancing-mancing pihaknya dengan tudingan yang tidak mendasar.
"Kami sejak awal menolak mengotori demokrasi dengan cara melanggar hukum. Tapi jangan pula dipancing-pancing dengan tudingan tidak mendasar," lanjutnya.
Dia juga mengingatkan timses Mualem-Dekfad agar berhati-hati dengan provokasi dan tak terpancing.
"Jangan terpancing isu-isu murahan begini," kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPA Partai Aceh itu.
Juru Bicara Relawan Tim Pemenangan Mualem-Dekfad, Rozzy Wanela juga menambahkan, relawan Mualem-Dek Fadh di Aceh Tamiang tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang dapat merugikan pihak manapun. Termasuk seperti tuduhan RKB.
"Kami selalu mengedepankan kampanye yang santun dan mengajak masyarakat untuk memilih berdasarkan visi dan misi, bukan dengan cara-cara yang mengancam," jelas Rozzy.
(nkm/nkm)