Perkara Stiker Bikin Ibu di Medan Naik Pitam-Cambuk Anak Pakai Tali Pinggang

Round Up

Perkara Stiker Bikin Ibu di Medan Naik Pitam-Cambuk Anak Pakai Tali Pinggang

Tim detikSumut - detikSumut
Kamis, 26 Sep 2024 09:00 WIB
Ilustrasi pengeroyokan, ilustrasi penganiayaan, audrey
Foto: Ilustrasi: Fuad Hashim
Medan -

Viral di media sosial video seorang wanita yang diduga mencambuk anaknya yang masih SD pakai tali pinggang. Aksi kekerasan terhadap anak tersebut terjadi di Medan, Sumatera Utara.

Dilihat detikSumut, Rabu (25/9/2024), awalnya tampak video punggung anak kecil mengalami luka-luka diduga bekas cambukan. Korban merupakan bocah perempuan yang masih mengenakan rok SD.

Kemudian video beralih menunjukkan gambar seorang wanita tengah berada di dapur rumah. Wanita dalam video itu mengenakan kaus putih memegang benda seperti ikat pinggang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita itu menggulung ikat pinggang itu ke tangannya sembari menanyai seorang anak yang tidak terlihat di video. Ia menanyakan soal keberadaan stiker.

"Di mana stikernya?" tanya wanita tersebut berkali-kali.

ADVERTISEMENT

Terdengar suara bocah dalam video itu menjawab pertanyaan namun tidak jelas jawabannya.

"Kau buat main-main ke mana," tanya wanita itu lagi.

Kemudian wanita dalam video itu tampak melibaskan tali pinggang di tangannya ke arah bocah tersebut hingga terdengar suara menangis histeris. Pengunggah video menyebut kejadian itu terjadi di Jalan Pasar 1, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal.

"Terungkapnya kasus ini saat korban ditanya kawannya kenapa badan sakit-sakit. Dijawab korban habis dipukuli mami," demikian narasi unggahan itu.

Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan Iptu Dearma Agustina Sinaga saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. Ia menyebut wanita yang diduga mencambuk anaknya tersebut juga telah diamankan.

"Sudah (dapat informasi). Sudah (diamankan)," kata Dearma saat dikonfirmasi detikSumut.

Terpisah, Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun mengungkap, pelaku merupakan wanita berinisial DF (38). Ia ditangkap usai menganiaya anaknya menggunakan tali pinggang. Korban merupakan siswi SD berinisial K (6).

"Hasil keterangan tersangka bahwa yang membuat jadi emosi karena ada hilang stiker dari sekolah," kata Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun saat konferensi pers, Rabu (25/9/2024).

Teddy menyebut, kekerasan terhadap anak itu terjadi di rumah pelaku dan korban di Jalan Pasar 1, Kecamatan Medan Sunggal, Jumat (20/9). Pelaku disebut cukup sering menganiaya korban. Tak cuma korban dalam video, anak laki-laki pelaku yang berinisial V (11) juga kerap menjadi korban penganiayaan.

"Adapun yang terjadi terhadap anak perempuannya dilakukan penganiayaan dengan menggunakan tali pinggang. Itu sempat terjadi penganiayaan dengan selain memukul badannya, ada juga memijak perutnya, dari CCTV yang ada. Korban anak perempuannya yang agak parah, kalau yang laki-laki tidak, tapi ini sudah sering terjadi yang dilakukan ibu kepada seorang anak," ujarnya.

Terungkap dari Guru Korban

Awal mula terungkapnya kasus tersebut saat guru korban melihat punggung korban yang luka-luka. Akhirnya aksi penganiayaan itu dilaporkan kepada petugas Polrestabes Medan.

Petugas Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan langsung turun ke lokasi untuk mengamankan pelaku pada Sabtu (21/9). Pelaku langsung dibawa ke Polrestabes Medan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Teddy mengatakan, pelaku merupakan seorang janda yang telah empat tahun bercerai dengan suaminya.

"Setelah dilakukan pengamanan terhadap anak tersebut, langsung anggota menjumpai orang tuanya yang ada di belakang. Ternyata hasil keterangan dari orang tuanya sudah sering melakukan penganiayaan. Orang tuanya ini seorang janda dan mempunyai beban tanggungjawab," kata Teddy.

"(Motif) mungkin kesal, biasa kalau seorang ibu lagi banyak beban pasti pelampiasannya adalah kepada anak," sambungnya.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat UU Penghapusan KDRT Jo UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Kondisi Korban

Kombes Teddy juga mengungkap kondisi terkini korban usai penganiayaan. Saat ini korban dititipkan di tempat penitipan anak. Sementara abang korban inisial V (11) dititipkan kepada ayahnya.

"Sekarang sudah dititipkan, yang laki-laki ke ayahnya, yang perempuan ke tempat penitipan anak," kata Teddy.

Teddy mengatakan, korban masih menjalani perawatan luka yang diterimanya akibat penganiayaan tersebut.

"Ada bekas luka pukulan yang kita lihat masih memar. Jadi, butuh waktu untuk pulih kembali," ujarnya.

Mantan Dirreskrimsus Polda Sumut itu juga memberikan trauma healing kepada korban.

"Iya, otomatis itu (trauma healing) akan kita lakukan, ini menjadi perhatian khusus," jelasnya.

Dia menyebut penganiayaan itu dipicu stiker sekolah korban yang hilang. Hal itu membuat pelaku yang merupakan ibu korban emosi.

"Hasil keterangan tersangka bahwa yang membuat jadi emosi karena ada hilang stiker dari sekolah," kata Jhon.




(nkm/nkm)


Hide Ads