Bagaimana kronologi peristiwa tersebut terjadi? Berikut rangkumannya:
Peristiwa perusakan itu terjadi Senin (26/2/2024) pagi. Aksi Rudi merusak kantor BPBD itu juga sempat terekam.
Dalam video yang dilihat, Rudi memakai sweater hijau sambil memegang benda yang diduga parang. Rudi juga terlihat menendang pintu ruangan di dalam kantor tersebut. Kemudian dia membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam ruangan.
Ps Kasi Humas Polres Sergai Iptu Edward Sidauruk mengatakan pelaku merusak sejumlah barang di kantor itu, seperti kaca jendela, pintu, kursi dan dinding kantor. Pelaku melakukan perusakan menggunakan parang.
"Pengerusakan yang dilakukan oleh terlapor menggunakan senjata tajam berupa parang, sehingga kantor BPBD mengalami kerusakan pada kaca jendela, pintu, kursi dan dinding kantor dan mengalami kerugian sebesar Rp 5 juta," kata Edward, Selasa (27/2).
Berdasarkan keterangan Frits kepada pihak kepolisian, motif Rudi melakukan perusakan itu karena kesal Frits menolak memberikan pinjaman untuknya. Saat itu, pelaku mengaku ingin meminjam uang dengan alasan untuk umrah.
"Motifnya minjam uang ke Kepala BPBD, mau pergi umrah katanya, enggak dikasih. (Motif) disampaikan pelapor, Kepala BPBD. Pulang dia (pelaku) dibawanya parang dibombardirnya semua itu," jelasnya.
Edward mengatakan Rudi kini tengah menjalani proses pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Rudi diduga mengalami stres.
"Ini sedang berobat lah ke RSJ di Medan," jelas Edward, Kamis (29/2).
Perwira pertama Polri itu mengatakan dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, korban kerap tidak nyambung saat diajak komunikasi. Setelah aksi perusakan itu, keluarga pun membawa pelaku berobat ke RSJ.
"Informasi dari keluarganya bahwa selama ini juga kalau diajak ngomong enggak nyambung gitu. Pihak rumah sakit menginginkan rawat inap untuk observasi langsung, (keluarga maunya) berobat jalan saja pantauan rutin ke sana, sekarang dibawalah rutin ke sana (RSJ)," sebutnya.
Edward juga mengatakan pihaknya memang belum menangkap pelaku karena masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan itu. Namun, sembari menunggu hasil tersebut, penyidik tetap melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan proses penyelidikan lainnya.
"Untuk saat ini, kita masih tetap melengkapi administrasi, pemeriksaan saksi, untuk menunggu kepastian setelah ada surat dari rumah sakit jiwa, kita tunggu dulu," kata Edward.
Wakil Bupati (Wabup) Sergai, Adlin Tambunan menyebutkan bahwa honorer tersebut akan diperiksa oleh Inspektorat. Dia juga mengatakan bahwa Rudi mengalami stres.
"Yang bersangkutan itu punya sedikit gangguan stres," Kata Adlin Tambunan, Kamis (29/2).
Sebelumnya dilaporkan bahwa aktivitas Kantor BPBD Sergai diliburkan sejak terjadi peristiwa pemecahan kaca. Namun, Adlin mengatakan, aktivitas Kantor BPBD tetap berjalan normal setelah kejadian.
"Dari kemarin itu juga langsung normal, kejadian sebentar setelah itu sudah kembali seperti biasa," ujarnya.
Disampaikan bahwa honorer pelaku pemecahan kaca Kantor BPBD Sergai akan diberikan sanksi. Adlin mengatakan pihaknya masih menunggu pelaku diperiksa pihak inspektorat.
"Ya pastilah akan kita berikan sanksi. Nanti diperiksa inspektorat dulu, dari status pemeriksaan itu barulah kita tahu sanksinya apa. Tapi ya sanksi terberatnya pemecatan," lanjutnya.
(nkm/nkm)