Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
Seorang siswi SMP di Kota Medan yang jadi korban pemerkosaan oleh paman dan sepupunya sendiri mengalami Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD. Kini, pihak kepolisian dan instansi terkait lainnya sedang memberikan pendampingan psikologi kepada korban.
"Hasil psikologi anak ini mengalami Post Traumatic Stress Disorder," kata Kasubdit IV Renakta Polda Sumut AKBP Feriana Gultom kepada detikSumut, Jumat (3/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan saat ini korban telah berada di rumah aman. Pihaknya pun mengaku akan memberikan pendampingan psikologi agar mental korban pulih.
Feriana mengungkapkan psikologis korban berubah drastis saat mengetahui dirinya sedang mengandung atau hamil. Ia tak berhenti menangis dan akhirnya menutup diri dari orang lain.
"Korban merasa ketakutan juga karena kabar itu akan membuat istri pamannya marah. Selain itu, ia sudah beberapa kali ingin mencoba bunuh diri," ucapnya.
Ia pun menjelaskan sebetulnya korban hendak menolak setiap kali diperkosa dan dilecehkan oleh kedua pelaku. Namun korban mendapat ancaman kalau mengadu ke istri pamannya.
"Korban berusaha menolak dan menjerit. Tapi korban selalu diancam (pamannya) kalau memberi tahu tindakan itu kepada istrinya maka keluarganya akan hancur. Karena merasa kehidupannya dibiayai istri pamannya, makanya korban tutup mulut," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, paman korban berinisial MRD (56) merupakan guru SMK di Kota Medan. Sedangkan sepupunya berinisial SNH (24) yang bekerja sebagai asisten dosen di salah satu universitas negeri di daerah Medan.
(nkm/nkm)