Wanita bernama Tetty Rumondang menjadi korban penipuan Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura Herry Lontung sebesar Rp 1 miliar. Herry dan Tetty disebut masih memiliki hubungan keluarga.
"Masih ada hubungan saudara," kata Kuasa Hukum Tetty Rumondang, Irwansyah Putra Nasution, saat dikonfirmasi detikSumut, Rabu (27/9/2023).
Irwansyah mengatakan karena hal itulah yang membuat Tetty percaya kepada Herry untuk mengurus peningkatan status sekolah Akademi Kebidanan (Akbid) milik Tetty.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena masih bagian dari saudara, percayalah dia (korban)," ujarnya.
Dia mengatakan kasus itu berawal saat korban hendak mengurus peningkatan status Akbid Matorkis milik korban ke sekolah tinggi ilmu kesehatan. Menurut Irwansyah, Herry saat itu datang menawarkan bantuan.
"Berdasarkan pengakuan klien kami, dia mau meningkatkan menjadi sekolah tinggi ilmu kesehatan. Tersangka menawarkan diri dengan meyakinkan klien kami, dia bisa membantu mengurus," ujarnya.
Setelah itu, korban pun memberikan uang sebesar Rp 1 miliar kepada Herry untuk mengurus peningkatan sekolah tersebut. Uang itu diberikan korban melalui transfer Rp 500 juta dan sisanya secara tunai kepada Herry.
Selang beberapa waktu, Herry pun menyebutkan bahwa pengurusan peningkatan status sekolah itu telah selesai. Tetty pun lalu membuat acara syukuran atas peningkatan status itu.
Saat acara syukuran itu, Tetty turut mengundang Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah Sumut. Namun, setelah acara itu selesai, L2Dikti menyebut bahwa nomor registrasi peningkatan status sekolah Akbid Matorkis itu palsu atau tidak terdaftar di L2Dikti.
"Buat perayaan lah ibu ini, diundang lah L2Dikti. Setelah habis acara barulah dikasih tau L2Dikti bahwasanya dokumen yang diberikan itu, registrasinya tidak terdaftar," kata Irwansyah.
Sebelum membuat laporan polisi, kata Irwansyah, korban sudah sempat meminta pelaku agar mengembalikan uang tersebut, tetapi tidak juga kunjung dikembalikan. Alhasil, korban membuat laporan ke Polda Sumut pada 11 Agustus 2022. Laporan itu bernomor: LP/B/1409/VIII/2022/SPKT Polda Sumut.
"Sebelum buat laporan, hampir enam bulanan itu, korban bermohon kepada tersangka untuk dikembalikan uangnya, tapi karena sudah capek, nggak direspons, buat laporan lah," ujarnya.
Selengkapnya di Halaman Berikutnya...
Dirkrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono membenarkan Herry Lontung ditetapkan menjadi tersangka. Dia mengatakan Herry ditetapkan menjadi tersangka sejak 25 September 2023
"Ya, benar. Penyidik telah lakukan gelar perkara tanggal 25 September 2023 beserta pengawas eksternal dengan kesimpulan bahwa saudara Herry Lontung telah memenuhi unsur sebagai tersangka," kata Sumaryono.
Perwira menengah Polri itu menyebut pelaku melakukan penipuan dengan modus membantu pengurusan peningkatan status sekolah Akbid ke sekolah tinggi ilmu kesehatan. Herry menipu korban sebanyak Rp 1 miliar.
"Obyek yang dilaporkan yaitu uang pengurusan peningkatan status sekolah Akademi Kebidanan Matorkis milik korban menjadi sekolah tinggi ilmu kesehatan. Korban telah kirim uang Rp 1 miliar ke rekening pribadi terlapor," jelasnya.
Namun, kata Sumaryono, Herry malah menipu korban dengan memberikan nomor registrasi peningkatan status sekolah palsu atau tidak terdaftar di L2Dikti.
"Korban menerima surat salinan tentang peningkatan status sekolah tersebut dengan nomor yang diduga palsu atau tidak terdaftar di L2dikti. Kemudian korban meminta uangnya kembali, tetapi tidak dikembalikan," kata Sumaryono.
Simak Video "Video: Aksi Pria Ngelem di Depan Polda Sumut Demi Konten"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)