Pria Bawa Parang saat Pembubaran Jemaat Gereja di Padang, Ini Kata Polisi

Pria Bawa Parang saat Pembubaran Jemaat Gereja di Padang, Ini Kata Polisi

Muhammad Afdal Afrianto - detikSumut
Kamis, 31 Agu 2023 10:55 WIB
Tangkapan layar video viral pembubaran ibadah jemaat gereja di Padang. (Foto: Istimewa)
Foto: Tangkapan layar video viral pembubaran ibadah jemaat gereja di Padang. (Foto: Istimewa)
Padang -

Video yang dinarasikan pemilik kontrakan dan sejumlah warga membubarkan jemaat gereja yang sedang beribadah di rumah yang ada di Kota Padang, viral. Dalam video itu, ada satu pria yang terlihat membawa parang dan mengancam jemaat gereja.

Polisi mengatakan pria yang melakukan pengancaman dengan parang pada Jemaah GBI Solagracia Kampung Nias 3 di Kelurahan Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, itu diduga mengalami gangguan jiwa. Hal ini dibuktikan dengan dokumen pelaku pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr HB Saanin Padang.

"Pelaku yang mengancam dengan parang itu sudah kami periksa. Yang kami peroleh dia adalah orang dalam gangguan jiwa. Selain itu pelaku ini juga ponakan dari ibu yang viral itu," kata Kasi Humas Polresta Padang Ipda Yanti Devina pada detikSumut, Kamis (31/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yanti mengatakan, berdasarkan keterangan dari kerabat korban, pelaku ini datang karena mendengar ada keributan. Polisi sudah memperoses dan akhirnya memulangkan pria itu.

"Pelaku ini memang orang dalam gangguan jiwa. Tetangga sekitaran tempat tinggal mereka juga tahu. Mungkin korban ini tidak tahu maka dia takut. Saat ini dia juga rutin kontrol mengenai gangguan jiwa dia," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Dokumen pelaku ini orang dalam gangguan jiwa juga sudah dilihatkan kerabatnya. Setelah diperiksa pelaku yang mengancam ini kami pulangkan. Karena kami tidak bisa memproses dia," sambungnya.

Polisi Sebut Volume Musik Jadi Masalah

Ipda Yanti Devina mengatakan volume musik terlalu besar yang diputar jemaat GBI membuat warga sekitar marah. Pasalnya, saat itu sudah malam dan lokasi perkampungan merupakan kawasan padat penduduk.

"Saat itu hari sudah mulai malam, pelaku ini menegur lah orang yang diduga sedang beribadah ini. Karena musik yang ia gunakan volumenya sangat besar," ujar Ipda Yanti kepada detikSumut.

Hanya saja ketika ditegur, jemaat gereja yang beribadah tersinggung. Alhasil terjadi cekcok.

"Rumah di sana juga sangat padat. Namun mungkin karena ketidaknyamanan etika dari pelaku dan korban ini terjadi miskomunikasi antara mereka," jelasnya.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads