Peristiwa memilukan menimpa siswa kelas 1 SDN 13 berinisial (B), asal Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan. B meninggal dunia usai mengalami perundungan dan pemukulan diduga oleh kakak kelasnya.
Pantauan detikSumut, pada Rabu (28/6/2023) siang, terlihat sejumlah warga mendatangi rumah duka untuk berempati atas meninggalnya B. Di dalam rumah duka, tampak Yusraini (37) selaku ibu B terduduk lemas meratapi kepergian anaknya.
B Ngaku Dipukuli-Dirundung 5 Kakak Kelas
Saat diwawancarai, Ibu korban, Yusraini (37) menceritakan B meninggal dunia di RSUP Pirngadi pada Selasa (27 /6) malam. Masih diingatnya, sebelumnya B sempat mengaku dipukuli dan dirundung oleh kakak kelasnya. Pengakuan B itu selepas pulang sekolah pada Kamis (22/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiba-tiba datang ke saya dengan kondisi menangis. Itu sekitar pukul 12.00 WIB. Dia bilang, baru saja dipukuli dan dibully abang kelasnya. Lokasinya bukan di sekolah. Kata B, ada satu pelakunya dan itu masih tetangga kami juga," kata Yusraini.
Setelah itu, ia langsung mendatangi orang yang dimaksud B. Sayangnya, orang yang dimaksud tidak mengaku. Bahkan, persoalan itu juga sudah disampaikannya kepada orang tua terduga pelaku.
"B bilang badannya sakit-sakit semua. Malamnya dia demam. Terus, dia juga tidak mau makan dan minum. Cuma kita paksa lah, paling tiga sendok dia mau makan. Setelah itu, kita bawa ke tukang kusuk," ujarnya.
Karena demam, B pun tidak masuk sekolah mulai Jumat-Senin. Sepanjang hari itu, ia mendapati kondisi psikologi B kurang baik. Sebab, tak jarang B merasa ketakutan dan mengigau. Lambat laun, B mengaku mengalami nyeri di kepala.
"Karena dia ngeluh sakit terus, termasuk di bagian kepala, ya pertama kami bawa pagi-pagi ke Puskesmas Teladan pada Selasa (27/6). Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB, B dibawa ke RSU Madani. Itu sampai 14.00 WIB, terus dirujuk ke RSUP Pirngadi. B meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIB," ungkapnya.
"Terakhir kali ngomong sama saya, dia ngaku dipukuli dan dibully oleh lima orang abang kelasnya yang duduk di kelas 4 dan 5," tambahnya.
Kini, B pun telah dimakamkan di Jalan Brigjen Katamso, Kota Medan. Ia mengaku sejauh ini belum ada membuat laporan ke pihak kepolisian.
Polisi selidiki kasus B, Lurah mengaku sering diolok-olok. Baca selanjutnya...
Polisi Selidiki Kasus B
Kapolsek Medan Kota Kompol Selvitriansih yang berada di rumah duka menjelaskan bahwa Unit PPA Polrestabes Medan masih menyelidiki kasus itu. Meski begitu, pihaknya akan melakukan cek Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Awal mulanya kami dapat informasi ini dari petugas kebersihan BKM Masjid. Lalu, kami langsung ke sini. Semalam saya di sini bersama Pak Camat, Pak Lurah untuk turut prihatin atas apa yang menimpa anak warga ini. Untuk kasus ini masih diselidiki," tutupnya.
Lurah Dapati B Sering Diolok-olok
Syawaluddin, Lurah Mesjid, Kecamatan Medan Kota menyayangkan persoalan yang dialami B. ia mengaku baru mendapat kabar B meninggal saat berada di rumah sakit.
"Kalau cerita tetangga, B memang kerap kali menjadi bahan olok-olokan. Karena dia kan pendiam, baik budi, tidak melawan. Saya juga menyayangkan ini bisa terjadi," ujarnya.
Demikian, ia mengaku sejauh ini telah berupa untuk mengarahkan anak muda di lingkungannya untuk melakukan aktivitas yang positif. Salah satunya dengan melakukan beberapa perlombahan atau pelatihan di kantor kelurahan.
"Makanya, ini kami himbau terutama ke orang tua harus lebih peduli kepada perkembangan anaknya. Misalnya kalau anaknya tertindak negatif, ya harus diingatkan. Karena kejahatan anak itu bisa karena tidak ada pengawasan dari orang tua," ucapnya.
Kadisdikbud Medan Sebut B Tak Alami Perundungan di Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar menyebutkan sejauh ini belum mengetahui identitas pelaku.
"Kejadiannya menurut informasi yang dapatkan, dilakukan oleh tetangganya, jadi terjadi di lingkungan permainannya. Untuk berapa orang yang melakukan kita belum dapat keterangan yang jelas," ucapnya.
"Menurut keterangan dari pihak sekolah, tidak pernah ada kejadian-kejadian perundungan itu baik dalam bentuk lisan maupun perbuatan," tambahnya.
DPRD Medan Desak Kasus B Diusut Tuntas
Ketua Komisi 3 DPRD Medan Afif Abdillah meminta kasus siswa SD berinisial B yang tewas usai dirundung dan dipukul kakak kelas diusut tuntas. Sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi di Kota Medan.
"Ini harus diusut sampai tuntas, jangan tidak, harus menjadi pelajaran bagi yang lain-lain jangan sampai terjadi lagi. Ini pukulan untuk kita semua," kata Afif Abdillah kepada detikSumut, Kamis (29/6).
Selain itu, Afif meminta agar Dinas Pendidikan Kota Medan membuat program untuk menjaga moral dan etika anak. Pendidikan tersebut bukan hanya diberikan ke anak, tapi juga ke orang tua.
"Kita berharap ada program dari Dinas Pendidikan ke depannya untuk moral dan etika anak-anak ini harus bisa kita jaga bersama, tapi pendidikannya jangan hanya untuk anak, tapi orang tuanya juga," ucapnya.
Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(bpa/bpa)