Kelakuan Masriah, emak-emak asal Sidoarjo yang viral lantaran menyiram tinja dan kencing ke rumah tetangganya Wiwik sedikit berubah, usai ia diperiksa polisi. Masriah dipanggil Polsek Sukodono, terkait perbuatannya tersebut.
Ia pun datang ke Polsek Sukodono, Jumat (12/52023) kemarin untuk diperiksa. Usai diperiksa polisi, rupanya Masriah tak lagi menyiramkan tinja dan kencing ke rumah Wiwik dalam 2 hari ini.
"Iya sejak dipanggil polisi, Jumat sore sampe Minggu (14/5/2023) tidak terpantau menyiram kotoran (Air kencing dan tinja)," kata Wike, anak Wiwik, dilansir detikJatim, Senin (15/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun keluarga Wiwik tak yakin Masriah bakal berubah dan menghentikan perbuatannya. Pasalnya, hal yang sama juga pernah terjadi pada tahun 2017. Saat itu, setelah ada mediasi, Masriah juga sempat berhenti menyiram tinja dan kencing ke rumah Wiwik, namun ternyata diulangi kembali hingga kini.
Keluarga Wiwik pun sudah sangat berang dengan kelakuan tetangganya tersebut dan enggan memaafkan.
"Meski berhenti 2 hari, tapi kami nggak bisa memaafkan. Karena kami sudah menderita 6 tahun," tambahnya.
Sementara, Kapolsek Sukodono AKP Supriyana menyebut, pihaknya hari ini akan berkoordinasi dengan Satpol PP setempat menentukan sanksi berdasarkan peraturan daerah (Perda) yang berlaku.
"Hari ini akan berkomunikasi dengan pihak Satpol PP Kecamatan, kemudian dilanjutkan ke Satpol PP Kabupaten untuk menetapkan Perdanya," kata Supriyana.
Sebelum viral belakangan ini, Wiwik (64) mengaku sudah pernah menanyakan langsung pada Masriah alasannya meneror rumah mereka dengan tinja, kencing, sampah hingga comberan.
Saat ditanya alasannya, Masriah malah marah-marah bahkan sempat melempari rumah Wiwik dengan batu.
"Kami pernah menanyakan kenapa melakukan penyiraman air kencing, namun yang bersangkutan malah marah, malah melempari batu ke rumah," kata Wiwik kepada detikJatim, Sabtu (13/5/2023).
Keluarga Wiwik sudah cukup lama bersabar, 6 tahun diteror Masriah sembaru berdoa agar Tuhan menyadarkannya.
Hingga akhirnya terpikir untuk memasang kamera CCTV agar Masriah jera jika tetangga lainnya mengetahui perbuatannya. Meski begitu, Masriah tetap tak jera bahkan terus melakukan perbuatannya.
"Kamera CCTV itu baru saya pasang sekitar tahun 2021. Harapannya bahwa pelaku teror diketahui oleh orang banyak, supaya dia cepat sadar dan menghentikan terornya. Tetapi yang bersangkutan malah tidak berhenti, bahkan teror dilakukan sehari tiga kali," tandas Wike.
(nkm/nkm)