Direktur Polairud Polda Sumsel Kombes Andreas Kusmaedi membantah bahwa anggotanya telah melakukan pungutan liar terhadap kapal di perairan Sumsel. Andres menyebut kapal yang meminta uang kepada nakhoda milik Dishub.
"Setelah kita cek kapal yang lakukan pungli punya Dishub," kata Kombes Andreas kepada detikSumut, Sebin (8/5/2023).
Andreas menyebut pos milik Dinas Perhubungan berada tepat di sebelah pos PU. Lokasinya juga berada di daerah yang sama, yakni aliran Sungai Musi, Banyuasin, Sumsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Punya Dishub sebelah Pos PU," katanya.
Kepastian itu setelah Ditpolairud mengecek speedboat yang melakukan pungutan liar. Terlihat speedboat berwarna biru, persis seperti yang terparkir di Pos Dinas Perhubungan.
Sementara itu RS, nakhoda kapal yang menjadi korban pungli menyebut peristiwa seperti itu sudah terjadi sejak 23 tahun lalu. Dia mengatakan pungli di perairan lumrah itu terjadi.
"Sudah lumrah pak, sudah mulai sejak tahun 2000-an lah. Jadinya seperti makanan sehari-hari kami. Kami dari dulu itu sudah seperti menjadi prioritas pak. Kami itu sudah terbiasa, dari dulu kalau mau lewat pos ya seperti itu terus, sudah kebiasaan," ungkap RS.
Nakhoda kapal dan speedboat tujuan Karang Agung-Gasing-Palembang (Banyuasin-Palembang) itu mengatakan, para nakhoda kapal harus merogoh kocek yang tidak sedikit jika hendak melakukan perjalanan pulang-pergi ke tujuan tersebut.
"Ya itu juga merupakan salah satu sebab kenapa warga menyebut ongkos kapal atau speed itu mahal pak, padahal sebenarnya kalau tidak ada ngemel-ngemel (pungli) gini mungkin tidak semahal itu," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Dijelaskannya, sekali melakukan perjalanan dari atau tujuan Palembang-Karang Agung, para nakhoda setidaknya harus menyiapkan uang setoran pungli minimal Rp 170-200 ribu.
Dari catatannya selama ini, di ruas tersebut setidaknya ada 7 pos yang harus dilalui agar sampai ke lokasi tujuan. Di setiap pos, wajib memberikan uang pungli dengan nominal antara Rp 10-50 ribu per-posnya.
"Misalnya kami berangkat dari Karang Agung, titik kena pertama itu di Primer, Karang Agung Ilir, di situ ada dua pos, Polair Rp 20 ribu sama Tentara Angkatan Laut Rp 20 ribu, jadi Rp 40 ribu. Lanjut lagi kami masuk PU, ada dua pos polisi, dekat jembatan Rp 20 ribu dan arah mau keluar muara PU Rp 40 ribu," katanya.
"Terus jalan lagi ada pos di Desa Sebalik Rp 40 ribu. Kalau mau ke Palembang, itu ada lagi namanya Pos Sungai Lais (Mako Ditpolair Polda Sumsel), itu ngejar pakai speed Rp 20 ribu, terus ada lagi yang di Pos Boom Baru (Mako Satpolair Polrestabes Palembang) ngejar pakai speed juga Rp 10 ribu," sambungnya.
Simak Video "Video: Pengakuan Sopir Truk Tambang Ungkap Banyak Pungli di Parungpanjang"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)