Seorang tauke karet bernama Agus Tarwin (50), warga Palembang, Sumatera Selatan, nyaris tewas diamuk warga saat pulang dari kebunnya. Dia dibacok, dan dimassa dan ditelanjangi warga dengan posisi tangan diborgol oleh oknum polisi karena dituding mencuri.
"Saat tangan saya diborgol polisi itu, saya dihajar warga dan polisi yang memborgol itu hanya melihat saja. Saya ditelanjangi," kata Agus, dalam keterangan pers, Rabu (29/3/2023).
Kuasa hukum Agus, Titis Rachmawati menjelaskan, kejadian nahas yang dialami agus terjadi saat ia mengambil uang penjualan hasil panen di kebun karet miliknya di kawasan Rambutan, Banyuasin, yang dikelola oleh orang lain, beberapa waktu lalu.
"Awal kejadian itu, klien kita ini baru pulang dari mengambil uang hasil penjualan karet di kebunnya yang disadap orang, saat di jalan Desa Menten melewati Desa Sungai Dua, dia tiba-tiba langsung dibacok orang tak dikenal sampai tiga kali oleh orang yang berbeda-beda," kata Titis.
Karena merasa nyawanya terancam, Agus kemudian memacu motornya ke arah Jakabaring untuk menyelamatkan diri. Namun sejumlah warga mengejarnya hingga akhirnya diamankan oleh seorang polisi. Saat itu dia dituduh sebagai pencuri.
"Motor saya dihentikan warga berbarengan dengan oknum polisi itu. Oknum polisi Polsek Jejawi itu langsung memborgol saya dan menuduh saya pencuri, padahal saya sudah bilang kalau saya habis ambil uang kebun saya, saya tak mencuri, dan saya mau lapor jadi korban pembacokan," kata Agus.
Namun, lanjutnya, atas tuduhan pencuri itu, ia pun digebukin sekitar 7-8 orang dengan posisi tangan masih diborgol. Bukannya dilerai, polisi tersebut, kata Agus, hanya melihat.
Nyaris tewas dimassa, Agus tak langsung dibawa polisi tersebut ke Mapolsek setempat, melainkan dibawa ke balai desa menggunakan mobil dinas milik seorang anggota DPRD Banyuasin.
"Saya tidak dibawa ke Polsek, itulah dijemput oleh sopir mobil dinas pelat merah kabarnya milik oknum anggota DPR Banyuasin. Dibawalah saya bersama oknum polisi tadi ke balai desa, di sana saya ditelanjangi, tangan diborgol lagi, di sana saya juga digebukin lagi," katanya.
Tak lama setelah itu, sejumlah anggota Polsek Rambutan Banyuasin dan anggota TNI dari Arhanud Sungai Dua, datang ke balai desa tersebut. Nyawa Agus pun akhirnya terselamatkan.
"Yang menyelamatin saya dari balai desa itu, Polsek Rambutan sama anggota Arhanud Sungai Dua. Saya diamankan ke Polsek Rambutan, dan keluarga saya langsung datang menjemput membawa saya ke Rumah Sakit Hermina, saya tidak diproses di Polsek, karena memang saya tidak salah," katanya.
"Saya tak terima, saya ingin para pelaku itu ditangkap dan oknum polisi itu juga ditindak," jelasnya.
Titis mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian yang itu ke Polda Sumsel. Laporan yang sudah berjalan sekitar 1 bulan lalu itu, katanya, hingga kini belum ditindaklanjuti.
"Karena ini sudah satu bulan ya, selama ini tidak ada tindak lanjut dari penyedik Ditreskrimum Polda Sumsel, apakah mengirim SP2HP atas perkara ini, tidak ada. Untuk oknum polisi itu juga sudah kita laporkan ke Propam," kata Titis.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi dan Kasubbid Penmas Humas AKBP Yenni Diarrty hingga kini tak memberikan respons.
(nkm/nkm)