5 Nilai Kepemimpinan yang Tercermin dari Peristiwa Isra Miraj

5 Nilai Kepemimpinan yang Tercermin dari Peristiwa Isra Miraj

Nizar Aldi - detikSumut
Rabu, 15 Feb 2023 21:21 WIB
Apa itu Isra Miraj? Peristiwa Isra Miraj ditetapkan sebagai hari libur nasional oleh pemerintah. Isra Miraj 2023 jatuh pada Minggu, 18 Februari 2023.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn
Medan -

Isra Miraj diperingati setiap tanggal 27 Rajab tiap tahunnya, untuk penanggalan masehi, tahun ini Isra Miraj bertepatan dengan 18 Februari 2023. Ternyata ada lima nilai kepemimpinan yang dapat dipetik sebagai hikmah dalam peristiwa Isra Miraj tersebut.

Seperti diketahui, Isra Miraj merupakan dua peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam. Isra merupakan perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa, sedangkan Miraj perjalanan yang dilakukan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha.

Isra Miraj merupakan peristiwa penting bagi umat Islam dan di momen ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk melaksanakan salat lima waktu dalam sehari semalam. Perintah itu lah yang dilaksanakan oleh umat Islam hingga saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perjalanan tersebut, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan sejumlah nabi terdahulu di setiap tingkatan langit. Di langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam as, langit kedua bertemu Nabi Yahya as dan Nabi Ishaq as, langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf as, langit keempat bertemu dengan Nabi Idris as, langit kelima bertemu dengan Nabi Harun as, langit keenam bertemu dengan Nabi Musa as, dan di langit ketujuh Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim as.

Berdasarkan laman resmi Kementerian Agama yang dilansir detikSumut, Rabu (15/2/2023), terdapat sejumlah nilai kepemimpinan yang bisa dipetik dari peristiwa Isra Miraj. Mulai dari integritas moral hingga seorang pemimpin yang haruslah merakyat.

ADVERTISEMENT

Berikut lima nilai kepemimpinan yang dapat dipetik dalam peristiwa Isra Miraj:

Nilai Kepemimpinan dalam Isra Miraj

1. Pertama, sebagaimana tercermin dari ayat yang mengemukakan peristiwa Isra Miraj, yang dimulai dengan 'tasbih' juga peristiwa pembersihan dada Nabi Muhammad dengan air zamzam ditambah dengan wudu. Maka dalam sebuah kepemimpinan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga integritas moral.

2. Kedua, selain integritas moral atau akhlaqul karimah, yang tidak kalah pentingnya adalah belajar kepada sejarah. Ia bisa berupa nilai-nilai yang berkenaan dengan masa lampau, dapat pula berupa pengalaman dari orang per-orang yang pernah menjalankan sebuah kepemimpinan.

Dengan demikian kontinuitas kesejarahan dapat terus dipertahankan dan dikembangkan. Dalam ungkapan kaidah fiqh, "Memelihara nilai lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik" (Al-muhafazah 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhzu bi al-jadid al-ashlah).

3. Ketiga, dengan integritas moral serta nilai-nilai kesejarahan itu, diharapkan sebuah kepemimpinan dapat berjalan dengan benar dan tidak mudah terpincut godaan, sebagaimana teladan Nabi ketika melakukan Miraj-nya.

Hal ini pun akan dapat berjalan baik, manakala seorang pemimin bersikap konsisten dan disiplin (istikamah), dapat dipercaya (amanah) serta mau merundingkan segala persoalan yang menyangkut kepemimpinan secara bersama atau musyawarah.

4. Keempat, hendaknya kebijakan seorang pemimpin mengena pada kebutuhan rakyat yang dipimpinnya. Dalam peristiwa Isra Miraj, hal itu telah diteladankan Nabi Muhammad SAW, ketika beliau sudi kembali turun ke bumi setelah bertemu Allah.

Padahal pertemuan dengan Allah-lah cita-cita dan tujuan umat manusia, terlebih kaum sufi. Kembalinya Rasulullah ini dimaksudkan untuk menyelamatkan nasib umat manusia.

5. Kelima, amanat Rasulullah SAW untuk menegakkan salat, pada dasarnya merupakan simbol yang mengajarkan prinsip kepemimpinan, yakni pola hubungan antara hamba (manusia) kepada Tuhannya dan antara manusia dengan sesamanya.

Dalam ajaran salat, seseorang yang hendak melaksanakannya, diwajibkan terlebih dahulu berwudu atau dalam keadaan suci. Pelaksanaan salat itu sendiri, dimulai dengan mengagungkan Asma Allah (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan doa keselamatan bagi segenap umat manusia (salam).




(nkm/nkm)


Hide Ads