8 Fakta Mengejutkan Penembakan Mantan Anggota DPRD Langkat

Round Up

8 Fakta Mengejutkan Penembakan Mantan Anggota DPRD Langkat

Finta Rahyuni - detikSumut
Selasa, 14 Feb 2023 08:22 WIB
Para pelaku penembakan mantan anggota DPRD Langkat.
Lima tersangka penembakan mantan anggota dprd langkat ditangkap. (Foto: Finta Rahyuni/detikSumut)
Medan -

Polisi mengungkap kasus penembakan yang menewaskan mantan anggota DPRD Langkat, Sumatera Utara (Sumut) bernama Paino (47). Korban tewas dengan luka tembak di dadanya.

Polisi juga telah menangkap lima pelaku yang berkomplot untuk menembak Paino, satu di antaranya adalah otak dari pembunuhan itu. Ternyata, Paino tewas ditembak gara-gara persaingan usaha jual beli TBS kelapa sawit.

Berikut deretan fakta penembakan mantan anggota DPRD Langkat:

1. Terjadi Usai Korban Pulang dari Warung

Peristiwa penembakan Paino itu terjadi pada Kamis (26/1) lalu sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, korban baru saja pulang dari sebuah warung milik warga di Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Langkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirkrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja menyebut lokasi kejadian itu berjarak sekitar 900 meter dari warung tempat korban duduk. Saat akan pulang, korban tiba-tiba ditembak oleh para pelaku hingga mengenai bagian dada sebelah kanan.

Korban sempat dibawa keluarganya menuju rumah sakit. Namun, sayangnya nyawa korban tidak tertolong. Keluarga korban yang tidak terima dengan kejadian itu lalu membuat laporan di Porles Langkat

ADVERTISEMENT

"Korban pamit dari warung untuk pulang ke rumahnya dengan mengendarai sepeda motornya," kata Tatan saat pers rilis di Mapolda Sumut, Senin (13/2/2023).

2. Ada Lima Tersangka

Dalam kasus ini, polisi menangkap lima tersangka. Kelimanya, yakni LS alias Tosa (26), D (38), PS (43), MH alias Tio (27) dan SY alias Tato (27).

Kombes Tatan Dirsan Atmaja menyebut otak pelaku penembakan ini adalah Tosa.

"Ini ada lima tersangka, tersangka Tosa itu sebagai otak pelaku," kata Tatan.

Untuk melancarkan aksi pembunuhan itu, Tosa memerintahkan D sebagai eksekutor. Sementara, tiga pelaku lainnya sebagai tim pemantau.

3. Ditembak dengan Senjata Kaliber 9 mm

Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengungkapkan senjata yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa Paino adalah senjata rakitan jenis kaliber 9 mm. Hal itu diketahui berdasarkan uji balistik yang dilakukan.

Senjata itu juga sesuai dengan jenis selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian.

"Senjata api merupakan rakitan jenis kaliber 9 mm," ujarnya.

4. Dipicu Persaingan Usaha

Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan pembunuhan itu direncakan Tosa karena kesal usaha pengumpulan sawitnya disaingi oleh korban.

"Motifnya ini berkaitan dengan usaha dari otak pelaku sebagai produsen pengumpulan kelapa sawit yang dibeli dari para petani. Kemudian merasa semakin tidak baik kondisi usahanya karena persaingan dan korban ini sebagai pesaingnya," kata Irjen Panca.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...

5. Pembunuhan Sempat Gagal 3 Kali

Namun, ternyata sebelum berhasil menembak Paino, para pelaku sempat tiga kali gagal untuk membunuhnya.

Awalnya, pembunuhan itu direncakan para pelaku pada Jumat (20/1) lalu, tetapi gagal.

"Tanggal 20 Januari 2023 itu mereka akan melakukan pembunuhan dengan menggunakan senjata jenis parang dan kapak, tetapi tidak terlaksana karena lokasi korban di warung dan masyarakat cukup banyak di warung," kata Tatan.

Aksi percobaan pembunuhan itu kembali dilancarkan para pelaku pada Kamis (26/1) sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, para pelaku mengejar korban dengan menggunakan sepeda motor.

Namun, aksi itu kembali gagal karena korban berhasil memacu sepeda motornya hingga meninggalkan para pelaku.

Di malam yang sama, para pelaku kembali membuntuti korban. Saat itu, korban kebetulan tengah berada di sebuah warung.

"Pada saat di warung itu juga mau dilakukan penembakan, namun karena warga ramai, sehingga penembakan itu urung dilakukan," sebutnya.

Setelah tiga kali gagal membunuh korban, para pelaku lalu pergi menuju sebuah gudang kosong milik keluarga Tosa. Di sana, para tersangka kembali menyusun rencana untuk membunuh korban.

Pelaku PS, Tio dan Tato ditugaskan untuk memantau pergerakan korban. Setelah korban melintas, tim pemantau lalu melaporkannya ke Tosa Ginting dan disampaikan kepada D untuk dilakukan penembakan.

Alhasil pelaku berhasil menembak korban sekitar pukul 23.00 WIB di bagian dada sebelah kanan.

"Disaat korban melintas tim pemantau melaporkan kepada tersangka Tosa, dan Tosa menggunakan HT (Handy Talkie) menyampaikannya (kepada D). Nah, ketika korban melintas, dilakukan penembakan," ujar Tatan.

6. Pelaku Adalah Karyawan Tosa

Tatan menyebut ketiga pelaku yang menjadi tim pemantau itu merupakan karyawan dari Tosa. PS merupakan karyawan perkebunan milik LS, MH alias Tio dan SY alias Tato adalah penjaga pos rumah Tosa.

Terhadap D selalu eksekutor, Tosa memberikan upah sebanyak Rp 10 juta, sementara kepada tiga pelaku yang menjadi pemantau dibayar Rp 8 juta.

7. Pelaku Sempat Melarikan Diri

Setelah menghabisi nyawa korban, para pelaku pergi melarikan diri. Senjata itu kemudian diserahkan D kepada Tio. Setelah itu, Tio membuangnya di sebuah kebun tebu di Jalan Jamin Ginting.

"Senjata ini berantai dari tersangka Dedi bergeser ke Tio, dari Tio menaruhkan di sepeda motor lalu dibuang dan mereka semua melarikan diri, ada yang ke Aceh, Deli Serdang dan ke Pancur Batu," ujar Tatan.

"Jadi, senjata ini beredar dan ditemukan di Jalan Jamin Ginting, di kebun tebu," sambungnya.

8. Eksekutor Merupakan Residivis

D, Eksekutor penembakan Paino, ternyata seorang residivis. Dia sempat menikam seorang penjaga pasar hingga 27 liang.

"Dia pernah membunuh salah satu penjaga pasar dengan 27 liang tikaman," kata Kapolres Langkat AKBP Faisal di Mapolda Sumut.

Faisal menyebut pembunuhan itu terjadi di Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat. Saat itu, pelaku masih berusia 14 tahun.

"Waktu dia kelas 2 SMP, pada usia 14 tahun melakukan pembunuhan di wilayah Kuala," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video " Video: Dua Orang Tewas Dalam Penembakan di Kasino Nevada"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads