Mantan Rektor Unila, Prof Karomani didakwa menerima suap dan gratifikasi saat penerimaan mahasiswa baru. Karomani tidak sendiri menikmati uang panas itu, aliran uang suap itu terkuak saat persidangan Wakil Rektor II, Prof Asep Sukohar bersaksi.
Asep yang bersaksi untuk terdakwa Prof Karomani menjelaskan kemana saja uang suap itu mengalir. Dia pun memastikan adanya aliran uang ke Muktamar NU yang digelar di Lampung beberapa waktu lalu.
Dalam kesaksiannya, Asep mengaku mendapatkan uang Rp 350 juta dari orang tua mahasiswa yakni Dr. Zuchrady. Penerimaan uang itu dilakukan dalam dua tahap.
Asep kemudian menyerahkan uang itu kepada Karomani melalui Budi Sutomo. "Uang itu saya berikan ke Budi Sutomo sebesar Rp. 250 Juta. Rp 100 Juta saya potong untuk tim operasional kesehatan Muktamar Nahdlatul ulama kemarin," ujarnya saat bersaksi di pengadilan, Selasa (17/1/2023).
Dalam sidang ini juga, Asep mengaku mendapatkan uang sebesar Rp 150 Juta dari Sofia yang merupakan salah satu orang tua mahasiswa.
"Rp 100 juta dari Sofia atas diterima anaknya di Unila, Rp 50 Juta saya gunakan untuk kepentingan Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU)," katanya.
Selain itu, dia juga mengaku mendapatkan uang setoran dari Dr Rasmi Zakiah Wakil Dekan Fakultas Kedokteran untuk menitipkan keponakannya sebesar Rp 300 Juta.
Alira Dana untuk Pembangunan Gedung LNC
Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan Kerjasama dan Teknologi Informasi Unila, Prof Suharso mengaku memberikan uang Rp 100 juta untuk pembangunan gedung Lampung Nahdiyin Center (LNC) dan masjid. Dia menyebut pemberian itu atas permintaan mantan Rektor Unila, Prof Karomani.
Suharso juga mengakui bahwa dirinya telah menitipkan empat mahasiswa untuk bisa diterima pada penerimaan mahasiswa baru di tahun 2022.
Dalam kesaksiannya, dia menyebut uang tersebut diberikan atas permintaan terdakwa Karomani sebesar Rp 50 juta sebagai bantuan pembangunan Gedung Lampung Nahdiyin Center (LNC), dan Rp 50 juta diperuntukkan biaya sumbangan renovasi Masjid Unila.
"Iya saya memberikan Rp 50 juta untuk pembangunan Gedung LNC. Saya berikan karena permintaan Karomani, saya juga sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU), kebangetan kalau tidak membantu," katanya.
Dia juga mengaku bahwa memberikan infak untuk Masjid Unila dengan alasan ibadah. Meski begitu, Suharso membantah uang tersebut berkaitan dengan empat mahasiswa yang merupakan titipannya.
Suharso mengatakan bahwa apa yang diberikannya adalah untuk mencari Ridho Allah SWT.
"Ya saya hanya ingin mencari ridho Allah saja," jelas dia saat persidangan.
Selengkapnya di Halaman Selanjutnya....
Simak Video "Video Kepsek SMP 13 Lampung soal Siswinya Putus Sekolah gegara Dibully"
(astj/astj)